Sebelum sampai rumah, aku mampir ke warung kelontong Teh Nuri. Sesampainya di sana, Teh Nuri sedang duduk di depan warung bersama anak perempuannya. Setelah kuperhatikan, sepertinya anak perempuan Teh Nuri sedang hamil besar. Teh Nuri tampaknya tahu, apa yang sedang kuperhatikan.
"Iya, ini lagi hamil, bentar lagi lahiran," Teh Nuri memberi penjelasan tanpa kuminta.
Spontan aku lalu menyahut, "Siapa bapaknya?" Aku keceplosan bertanya, untungnya Teh Nuri tidak tersinggung atas pertanyaanku.
"Siapa lagi preman di daerah ini, kalo bukan Kiwo," Teh Nuri berkata sambil membelai kepala anaknya.
"Ya ampun, Kiwo ini memang bener-bener Bad Boy rupanya," aku hanya bisa menghela napas. Kiwo memang keterlaluan, tidak hanya menjadi preman pasar, tapi juga kerap kali berbuat tidak senonoh terhadap sesamanya.
Heum--aku lalu berpikir, harus mengantisipasi dan  menjaga sebaik mungkin anak perempuanku. Bukan tidak mungkin Kiwo nantinya juga dapat menghamili anakku, seperti anak perempuan Teh Nuri. Mengingat sebentar lagi musim kucing kawin.
Note : Photo hanya pemanis.
_____
Writen by. @coretan_embun, Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H