Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Impostor

12 Januari 2023   21:02 Diperbarui: 13 Januari 2023   06:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit : Pixabay.com


Sepagi ini, kudengar ibu berbicara padaku, seperti sedang berada di lapangan upacara-saat dibacakannya sila-sila dari Pancasila.

"Mel-Melisa ... jangan melamun. Segera makan roti selai kacangmu, sebelum terlambat pergi ke sekolah."

Suara ibu bagaikan toa yang memekakkan telinga. Seketika kututup kedua telingaku sambil memejamkan mata.

Baca juga: Gadis Berbaju Merah

"Hei-Mel, kenapa?" Ibu mengelus kepalaku, dan seketika itu pula aku berusaha menghindar. Huh ... perempuan ini bukan ibuku. Dia cuma menyamar sebagai ibuku. Aku yakin dia hanyalah seorang yang menyamar, yang berusaha bersikap baik, kemudian pada saatnya dia akan melukaiku.

Dasar penyamar, bisa-bisanya orang ini berusaha menjadi ibuku. Aku benci keadaan ini. Semakin hari aku semakin ingin meninggalkan rumah. Aku merasa tidak aman berada di rumahku sendiri. Apalagi bersama dengan seorang perempuan asing yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.

Kemudian buru-buru kuambil hoodie yang tergeletak di kursi makan, dan secepatnya meninggalkan rumah, menuju ke sekolah. Dalam perjalanan ke sekolah aku berulang kali menundukkan kepala, supaya tidak dikenali. Sekolahku hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumah. Aku sudah terbiasa berjalan kaki. Dan terbiasa pula tidak berteman. Aku lebih suka begini.

Di tengah perjalanan--sekonyong konyong--sebuah motor melesat dan hampir menabrakku. Ah-pengendaranya Pak Mo, satpam sekolah. Untunglah aku dengan cepat menghindar. Sepertinya hidupku memang dalam bahaya. Semua orang yang berada di sekitarku berusaha mencelakaiku. Aku yakin Pak Mo sudah bersekongkol dengan orang yang mengaku sebagai ibuku.

"Mel ... kamu tidak apa-apa?" Pak Mo bertanya, karena aku reflek berjongkok sambil menutup kedua mata dan telingaku. Seketika aku berdiri dan langsung berlari meninggalkannya, tanpa berkata sepatah katapun. Orang itu hanya berpura-pura baik, padahal upayanya mencelakaiku telah gagal. Pak Mo dan ibu palsuku telah bersekongkol ingin mencelakaiku.

_____

Klinik dr. Gondo SpKJ

"Jadi bagaimana dokter, hasil test kejiwaan dari Melisa, putri saya?"

"Melisa menderita sindrom fregoli."

_____

Note :
Sindrom fregoli merupakan gangguan psikologis yang sering dikombinasikan dengan paranoia. Pengidap sindrom fregoli akan berpikir berbagai orang yang berbeda sebenarnya adalah orang yang sama dan hanya dalam bentuk penyamaran saja. Nantinya, sindrom ini akan berkembang menjadi paranoid.

Referensi: Sindrom Fregoli 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun