Malam mulai bergelayut dan Lilin ulang tahun itu mulai habis karena mencair. Tapi Rino pun tak kunjung datang hingga rasa kantuk mulai menyerangku. Sekonyong konyong seekor tikus besar mendekat mengendap endap, mengendus lalu melahap brownies itu dengan rakus kemudian lari. Aku hanya dapat terpaku melihat kejadian itu. Tak lama datanglah tikus-tikus lainnya dan melakukan hal yang sama. Aku tak dapat berbuat banyak. Miris aku melihat brownies itu hancur tanpa bentuk tercemari moncong dan kaki-kaki tikus, binatang pengerat itu telah memakannya tanpa aturan. Aku pun menangis, airmataku menitik diatas tanganku yang gemetar. Yang aku tau Rino tidak akan pernah datang walau sekarang adalah hari ulang tahunnya. Walaupun hanya untuk sekedar menikmati brownies pemberianku. Sungguh Rino, aku merindukan setiap suapan yang kau berikan. Tatapan cinta dari sinar matamu yang membelai hatiku. Dan genggaman tanganmu yang lembut. Tapi sudahlah brownies itu kini telah hancur.. Aku sepertinya harus rela, ikhlas, dan pasrah melihat tikus-tikus itu me-lahap dan mencemari-nya sepuas hati. Tapi baiklah aku pun menyerah menunggumu datang, Rino. Lebih baik kutinggalkan saja brownies itu diatas pusaramu. Selamat Ulang tahun Rino, Rest In Peace. Aku hanya bisa mendoakanmu.
Nightmare to remember RIP
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI