Mohon tunggu...
Dewi Rachmayani
Dewi Rachmayani Mohon Tunggu... -

Dreamer. Traveller.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hiu Paus, Sahabat Bocah Kwatisore

27 Maret 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:25 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_178519" align="aligncenter" width="518" caption="3 bocah desa kwatisore bersama hiu paus (foto : dewi)"][/caption]

Hiu paus, ikan terbesar di lautan yang ternyata amat menyenangkan diajak bermain. Selain orang dewasa, yang juga senang bermain-main dengan hewan raksasa ini adalah bocah-bocah desa Kwatisore, Nabire, Papua. Kwatisore, masuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

Tak semua anak-anak di desa ini berani bermain bersama hiu paus atau gurano. Diantara yang berani adalah Papeanus, Merlan dan Prihatin.

[caption id="attachment_178523" align="aligncenter" width="309" caption="Papeanus-kiri (foto : dewi)"]

13328201621405640784
13328201621405640784
[/caption] [caption id="attachment_178521" align="aligncenter" width="402" caption="Papeanus, Merlan, Prihatin di salah satu bagan di Teluk Cendrawasih (foto : dewi)"]
1332819677475984881
1332819677475984881
[/caption] [caption id="attachment_178522" align="aligncenter" width="434" caption="Papeanus memeluk Gurano (foto : dewi)"]
13328198981165885184
13328198981165885184
[/caption]

Lepas, riang, penuh canda. Tak ada takut, tak ada gentar. Itulah kesan yang saya dapat melihat ketiga bocah yang sudah terbiasa berdekatan dengan ikan berbobot belasan ton ini.

Bermain ala mereka, adalah mengejar hiu paus dan menyentuhnya. Diantara ketiga bocah SD ini, Papeanus yang paling jago. Walau hanya snorkling, Papeanus amat leluasa bermain dengan gurano. Bocah kelas 3 SD ini sering berpegangan pada sirip di punggung hiu paus yang terus berenang. Bahkan jika hiu paus meninggalkan permukaan dan bergerak menuju kedalaman, Papeanus tetap menempel pada sirip hiu. Ia baru akan melepaskan pegangannya jika sudah tak sanggup lagi menahan nafas lebih lama.

[caption id="attachment_178525" align="aligncenter" width="518" caption="Papeanus membelai gurano (foto : dewi)"]

13328205012056413905
13328205012056413905
[/caption]

“Gurano baik, tidak gigit, jadi kita senang bermain sama dia”

“Saya pegang dia punya sirip. Saya ikut dia jalan-jalan”

Itu petikan ucapan Papeanus. “Jalan-jalan”......Mungkin bagi anak kota besar, seperti jalan-jalan keliling kompleks sambil memegang rantai anjing peliharaan mereka.

Untuk bermain dengan gurano, bocah-bocah ini harus mengunjungi bagan terlebih dulu, karena gurano memang senang berenang di sekitar bagan. Jarak dari desa ke bagan sekitar 10-an kilometer. Biasanya bocah-bocah ini ke bagan ditemani keluarga mereka. Hubungan masyarakat Kwatisore dengan nelayan Bugis yang tinggal di bagan amat baik. Terlihat, setelah bermain dengan gurano, bocah-bocah ini leluasa mengambil ikan dari jaring di dalam bagan tanpa membayar. “Untuk makan di rumah”, kata bocah-bocah ini. Dan nelayan bagan pun tidak terlihat keberatan.

Selain berenang bersama gurano, mereka juga senang memberi makan ikan-ikan raksasa berhati lembut ini. Makanannya ikan teri yang juga mereka ambil dari bagan. Buat saya, ini pemandangan yang amat unik. Lagi-lagi saya membandingkannya dengan anak-anak di kota tempat saya menetap, Jakarta. Di Jakarta, memberi makan ikan, artinya memberi makan ikan peliharaan di kolam halaman rumah atau di akuarium. Tapi di Kwatisore? Memberi makan ikan artinya memberi makan ikan hiu paus yang panjangnya belasan meter dan bobotnya lebih dari 10 ton langsung di laut.

[caption id="attachment_178530" align="aligncenter" width="385" caption="Merpati dan Ricky memberi makan gurano yang tengah menunggu di bawah bagan (foto : dewi)"]

1332820959653509470
1332820959653509470
[/caption] [caption id="attachment_178532" align="aligncenter" width="518" caption="Merpati dan gurano (foto : dewi)"]
13328211741341768050
13328211741341768050
[/caption] [caption id="attachment_178534" align="aligncenter" width="518" caption="Merpati dan gurano (foto : dewi)"]
13328213621570747538
13328213621570747538
[/caption] [caption id="attachment_178535" align="aligncenter" width="518" caption="Merpati dan 3 gurano (foto : dewi)"]
13328214411063448125
13328214411063448125
[/caption]

Terlahir sebagai bocah Kwatisore, telah memberi anak-anak ini kemewahan....menjalin persahabatan dengan salah satu mahluk terindah di lautan, hiu paus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun