Pro kontra karantina kepulangan dari luar negeri akan terus berlanjut selama pandemi masih berlangsung.Â
Baik dari sisi jumlah hari karantina mulai 3, 5, 7, 10 atau 14 hari sampai tempat karantinanya di mana, berbayar atau gratis, alias wisma atlit atau hotel berbintang.Â
Bahkan fasilitas atau dispensasi untuk aparatur negara juga selalu diperdebatkan.Â
Alih-alih membahas tentang 'konflik' karantina, lebih baik kalau kita coba menikmati masa karantina yang lumayan lama.Â
Pengalaman saya mengalami 4x karantina dalam setahun terakhir membuka mata kalau mau tidak mau aturan ini harus dijalani agar dapat kembali ke keluarga dengan lebih nyaman.
Masa karantina di hotel ternyata bisa sangat bermanfaat kalau di awal kita sudah menyiapkan mindset terbaik, dan membuat rencana apa saja yang akan dilakukan. Tentunya juga dengan persiapan penunjang sebelumnya.Â
Cerita tentang pengalaman pribadi, justru karantina pada akhirnya membuat saya lebih produktif, lebih bisa fokus, dan lebih terarah dalam bekerja.Â
Kalau biasanya kita bisa teralihkan dengan hal-hal lain saat mengerjakan sesuatu, entah anak, keluarga saat WFH, atau obrolan rekan sekantor saat WFO, belum lagi tergoda untuk janjian ke sana-sini makan siang dimana dan ngopi sore di mana.Â
Di hotel karantina nyaris tanpa gangguan.Â
Belum lagi fasilitas yang sangat memanjakan diri seperti makanan yang tersedia sehari 3x lengkap dengan snack atau dessert, pakaian yang terjamin bersih dengan jatah lima potong per-orang perharinya, perlengkapan mandi yang bisa diminta kapan saja dan handuk yang diganti setiap hari.Â
Untuk tempat tidur, aturan yang berlaku adalah pihak hotel hanya menyediakan sprei, bed sheet dan sarung bantal, sedangkan untuk menggantinya dilakukan sendiri oleh para tamu.Â