Mohon tunggu...
Dewi Qurrotul Afidah
Dewi Qurrotul Afidah Mohon Tunggu... Pelaut - Mahasiswa IAIN Jember PAI'18

Menulis aja dulu, ilmiah kemudian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gapapa tersesat, asal di jalan yang benar.

27 Februari 2020   20:32 Diperbarui: 27 Februari 2020   22:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hello dear, ini tulisanku yg ke-1 

-Salah Jalur Nih?! 

Ketika maksud ingin cenderung kekiri, justru ada saja yg menuntun ke kanan. Ada kalanya ingin berhenti, namun saat itu juga tiba2 ada dorongan. 

Hidup setiba2 itu ternyata. Pasti diantara kita ada yang merasa begitu. Memiliki impian tinggi, namun realita tak mengiringi. Ingin rasanya menyerah pada dunia, namun semesta memaksa untuk bertahan. Pilihan satu2nya hanya pasrah sembari merenungkan arus masa depan. 

"Bagaimana jadinya? Bagaimana nantinya?" Pertanyaan yg muncul ketika kita menjalani hal yg tidak diinginkan. Memiliki cita2 menjadi dokter, larinya ke ranah pendidikan. Ada impian menjadi pengusaha, justru terarah menjadi seorang guru.

There are so many surprises in ur life, dear. But wait,

Actually, menjadi guru tidak seburuk itu . Tidak apa-apa kini kita merasa tersesat. Karena hakikatnya satu lampu di sepanjang jalan tidak cukup untuk menerangi satu jalan itu. Berjalan pelan-pelan sembari melihat cahaya di depan kita. Cahaya mulai menerangi satu persatu. Langkah sedikit demi sedikit mulai bergerak . Hingga pada akhirnya kita akan menemukan ujungnya, dan sampai pada tujuan.

Jika dipikir dengan akal, memang rumit ya menjalani profesi yang gak sesuai dengan hati. Tapii jika dipikir menggunakan hati, pasti kerumitan sedikit demi sedikit akan teratasi. Menjadi dokter,pengusaha, artis, pramugari,pilot, bahkan astronout sekalipun memang keren, tapi setelah satu langkah belajar menjadi calon guru, sejengkalpun tidak ingin berbalik kebelakang. 

Bukan masalah gaji atau kesenangan semata. Tetapi 'guru tanpa tanda jasa' memang benar adanya.

Memang susah menjalani sesuatu yang tidak kita inginkan. Namun jika semesta mendoakan, niscaya Tuhan sudah mengisyaratkan tempat paling baik dimana kita akan berada. Salah jalur  tidak apa-apa, asalkan kita tersesat pada jalan yg benar.

I thought it's enough for today, see u tomorrow dear~

Note: 

Tulisan ini mirip bgt sma kisahku, kalo kalian ngerasain hal yang  smaa, mungkin kalian salah satu manusia yg menurutku beruntung  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun