Jember- 17 Juli 2023, Kabupaten Jember mengadakan program KKN kolaborasi secara luar jaringan bertemakan “Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa”. KKN kali ini dilaksanakan selama 40 hari yakni sejak tanggal 17 Juli 2023 sampai dengan 25 Agustus 2023 ditandai dengan upacara pelepasan dan upacara penarikan yang dilakukan di Alun-alun Jember bersama dengan Bupati Jember dan jajaran muspida Kabupaten.
Pada tahun 2023 terdapat 3.500 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi dengan 189 Dosen Pembimbing Lapangan yang dibagi menjadi 246 kelompok diterjunkan ke 246 desa yang berada di Kabupaten Jember sebagai bentuk kepedulian terhadap pelaksanaan SDG’s di desa. Kecamatan-kecamatan yang berada di Kabupaten Jember yakni Kecamatan Ajung, Kecamatan Ambulu, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Kalisat, dan Kecamatan-Kecamatan lainnya di wilayah Jember.
Salah satu kelompok yang ditugaskan di Kecamatan Kalisat Desa Sukoreno yang terletak di Kecamatan Kalisat dengan jarak 14 km dari Alun-Alun Jember yakni Kelompok KKN Kolaboratif 184 dengan beranggotakan 15 mahasiswa di antaranya adalah Aeni Fitriyah, Semesta Tualang Cahaya, Anggun Purbasari, Yuriska Hepta Sari, Azizah Aufa Nur Fiqri Lawzai, Laeli Sholikhatul Jannah, Ananta Cahaya Ramadhani, Ananta Cahaya Ramadhani, Rinafatul Hafsiyah, Dewi Qomariah N. R., Dhea Meri Kristin, Firdatus Solehah, Erina Darma Yanti, Deki Efendi, dan Siti Evi Nurmufida.
KKN Kolaboratif tahun 2023 dengan tema “Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa” menyebutkan pengurangan angka stunting dalam salah satu tujuannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Kelompok KKN Kolaboratif 184 membuat program kerja yang sesuai dengan tujuan tema. Kelompok KKN Kolaboratif 184 membuat program kerja Pemenuhan Gizi melalui MPASI dan PHBS.
Kelompok KKN Kolaboratif 184 memberikan KIE dan demonstrasi masak dengan menu gizi seimbang pada seluruh sasaran di 5 posko posyandu yakni Posko 76, 77, 78, 79, dan 80 di tanggal 1, 2, 3, 5, dan 7 Agustus 2023 pada pukul 09.00 untuk melaksanakan program kerja mereka.
Terdapat beberapa alasan untuk memilih program tersebut dan sasarannya. Alasan tersebut diantaranya adalah balita merupakan masa yang sangat membutuhkan perhatian lebih dari banyak pihak, baik orang tua, keluarga besar, maupun tenaga kesehatan. Dalam masa perkembangan ini, hal yang sangat perlu diperhatikan yakni pertumbuhan dan perkembangan dari balita terutama pada status gizi balita terutama di 1000 hari pertama kehidupan.
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Indonesia mencapai 21,6% dan Jember masih menduduki peringat pertama dikawasan Jawa Timur. Kemudian salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian stunting di Indonesia karena kurangya pengetahuan akan gizi seimbang dan pemberian MPASI yag baik. Sehingga dengan adanya program kerja tersebut diharapkan angka stunting menurun dan perilaku hidup bersih dan sehat meningkat di Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Indonesia.
Kegiatan di hari pertama dan keempat posyandu diawali dengan melakukan penimbangan dan pengukuran pada balita selanjutnya dilakukan penyuluhan Pemenuhan Gizi Seimbang dan PHBS oleh Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Jember Ns. Hany Rasni, S.Kp., M.Kep kemudian demonstrasi memasak menu gizi seimbang bersama dengan ibu-ibu anggota posyandu. Selanjutnya di hari kedua, ketiga, dan kelima dilakukan KIE mengenai Pemenuhan Gizi Seimbang melalui MPASI oleh Dewi Qomariah N. R. dan PHBS oleh Aeni Fitriyah dimoderatori oleh Erina Darmayanti.
Kegiatan demonstrasi yang dilakukan juga melibatkan keikutsertaan audiens dalam proses pembuatanya sehingga diharapkan dapat langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut wawancara pada Ibu Ratna selaku salah satu kader di Desa Sukoreno, beliau menyatakan bahwa, “Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi sangat bermanfaat bagi seluruh sasaran posyandu karena menambah wawasan dan akan merubah pola hidup menjadi sehat setiap harinya,” tuturnya. Menurut jurnal (Purnasari et al., 2019) kurangnya pengetahuan ibu akan kebutuhan gizi pada balita dan kurangnya keterampilan ibu dalam pengolahan serta penyajian MPASI bisa menyebabkan tidak terpenuhinya secara optimal akan pemberian MPASI. Sehingga kegiatan yang digagas oleh Kelompok KKN Kolaboratif 184 diharapkan bisa terus berjalan dan dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.
Referensi:
Purnasari, G., Susindra, Y., & Arum, P. (2019). Peningkatan Pengetahuan Mengenai Pembuatan MP-ASI Bagi Ibu-ibu Anggota Komunitas MP-ASI Homemade (KMHM) Jember. Journal of Community Development, 3(1), 58–63. https://doi.org/10.47134/comdev.v3i1.65
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H