Mohon tunggu...
Dewi Puspita
Dewi Puspita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru, hobby saya menulis, travelling, dan buat saya menulis adalah kegiatan yang menyenangkan juga menambah wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepele tapi Menambah Selera Makan

25 Desember 2023   13:34 Diperbarui: 29 Desember 2023   22:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerupuk adalah makanan ringan yang banyak kita jumpai di warung, warteg, bahkan lestoran, harganya murah dan digemari oleh semua kalangan.

Kerupuk mempunyai beragam jenis, ada kerupuk kulit, kerupuk ikan, kerupuk udang, kerupuk bawang dan lain-lain. Kerupuk diolah sedemikian rupa sehingga rasanya gurih dan teksturnya renyah.

Bagi sebagian orang kerupuk adalah bagian dari lauk saat makan, tanpa kerupuk makan terasa kurang nikmat, saat dimakan kerupuk mengeluarkan suara "kriuk-kriuk", pas untuk pecinta makanan garing. Kerupuk juga bisa dimakan dengan semua jenis makanan, contohnya bakso, bubur, nasi uduk, ketoprak dan lain-lain.

Di Indonesia kerupuk adalah makanan paling populer, banyak usaha kecil hingga besar yang memproduksi kerupuk, walaupun harganya yang relatif murah tetapi produksi kerupuk tidak pernah sepi orderan.

Setiap warung makan paling sedikit memesan kerupuk 200-300 pcs per 2 hari, jika satu bulan penjualan kerupuk dalam satu rumah makan lumayan banyak, walaupun untungnya tipis tetapi banyak pengusaha kerupuk yang sukses.

Kendala yang dihadapi bagi pengusaha krupuk adalah masuknya musim penghujan, saat musim hujan biasanya pengusaha kerupuk agak sulit menjemur kerupuk, karena kerupuk perlu pengeringan yang cukup.

Solusi yang dilakukan oleh pengusaha kerupuk biasanya membuat tungku dalam ruangan, atau memakai alat panggang sederhana, supaya pengeringan kerupuk dapat sempurna.

Selain di rumah makan, biasanya orang menyediakan kerupuk dirumah sendiri, disimpan didalam toples yang kedap udara, dikosumsi saat makan, atau menjadi cemilan saat waktu santai.

Dirumah saya pun kerupuk selalu ada, karena keluarga saya hobi sekali makan kerupuk, yang paling digemari oleh keluarga saya adalah kerupuk kulit, rasanya yang gurih dan baunya yang khas.

Ada jenis kerupuk yang unik, warnanya sangat mencolok, dan kerupuk ini tidak digoreng menggunakan minyak, tetapi digoreng dengan pasir, pasti semuanya sudah tahu jenis kerupuk ini, namanya kerupuk pasir.

Kerupuk pasir banyak kita Jumpai disepanjang jalan Pantura, warnanya cantik, merah, hijau, kuning, dan rasanya yang khas, sebetulnya kerupuk pasir ini berasal dari Kediri Jawa Timur. Kerupuk pasir ini umumnya terbuat dari terigu pati ketela pohon.

Selain itu ada jenis makanan yang menggunakan bahan dasar kerupuk  yaitu seblak. Seblak makanan khas sunda yang berasal dari wilayah Parahyangan Bandung, Seblak sempat viral dan banyak digemari oleh semua kalangan.

Masakan seblak biasanya campuran dari kerupuk mentah yang belum digoreng, telur dan sayur. Bumbu seblak terdiri dari cabai, bawang dan kencur, sehingga rasa seblak begitu khas, ditambah dengan topping bakso, ceker, sosis, dengan rasa yang guruh dan pedas, tidak heran seblak disukai oleh kalangan remaja dan ibu-ibu.

Konon makan seblak adalah makanan zaman dahulu, ceritanyaa saat itu dimana pengusaha kerupuk memproduksi banyak kerupuk tetapi pemasarannya kurang, selain itu dikarenakan musim penghujan, sehingga hasil pengeringan kerupuk tidak sempurna.

Jumlah kerupuk yang menumuk dari pada dibuang begitu saja akhirnya dikreasikan menjadi masakan, dulu masakan tersebut dinamakan leor atau kerupuk godok, sekarang lebih terkenal dengan nama seblak.

Demikianlah kerupuk, jenis makanan ringan yang dianggap sepele tetapi menambah selera makan, juga dapat dikreasikan menjadi makanan favorit.

Terimaksih, semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun