Kesimpulannya adalah buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan pemahaman Islam yang kontemporer dan relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.Â
Kehadiran  Bu Neng sebagai pemikir perspektif perempuan dan ulama feminis menjadi penting di tengah kondisi bangsa yang sedang merebaknya isu irasionalisme dalam beragama. Buku ini memberikan tuntunan kepada kita dan para pembaca diluar sana mengani bagaimana beragama harus berdialektis, mendengar korban, dan melihat banyak hal dengan pandangan yang bisa melihat ke permukaan paling kecil.Â
Di satu sisi Bu Neng mencoba menyuarakan pengalaman pahit dari korban yang dikemas dalam perspektif hak asasi perempuan, berkecimpung dalam dunua intekeltualisme dan tradisi Islam dari aspek budaya maupun tekstual dengan mengawinkan tradisi akademik dan aktivis, seperti yang ia tulis dari bukunya yang lain berjudul Potret Perempuan Muslim Progresif Indonesia.Â
Dalam hal berbangsa dan bernegeara, pemikiran yang diberikan oleh Neng harus diberikan ruang yang lebih besar. Bu Neng berhasil memperlihatkan bahwa wajah Islam itu multidimensional. Dan suara-suara islam itu sangat beragam tidak hanya terbatas pada satu saja. Bu Neng juga menunjukkan wajah islam itu progresif. Hal itulah merupakan pemikiran menarik, karena Islam seperti yang digambarkan Bu Neng yang sebenarnya dibutuhkan oleh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H