Pada musim semi lalu sebelum lock down berlangsung saat perjalanan ke Blausee, cek kisah perjalanannya disini. Saya sempat melewati sebuah villa bernama Ahok.
Melihat namanya yang familiar maka saya pun jadi penasaran dan berniat mengunjungi tempat itu. Mumpung saya juga sedang berlibur di lokasi tersebut.
Jadi sesampainya di penginapan yang berlokasi di kawasan Kandersteg, spontan saya langsung meminta teman yang saat itu sedang bekerja melayani tamu di resepsionis, untuk menemani saya pergi ke lokasi tersebut.
Kami pun melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke villa bernama Ahok yang pada siang hari itu sempat saya lewati.
Sesampainya kami di lobby villa tersebut, seorang resepsionis pun menyambut kami dengan antusias. Melihat penampakan kami yang jauh dari ekspektasi, maka resepsionis pun menanyakan maksud kedatangan kami.
Seperti ini dialog pembukanya, yang sudah saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Resepsionis : "Gruezi (berarti salam dalam bahasa Swiss Jerman). Selamat datang di Villa Ahok, ada yang bisa kami bantu?"
Saya : "Gruezi, saya ingin menanyakan perihal awal mula berdirinya Villa Ahok ini. Apakah ada pihak yang bisa dan berkenan menjelaskan?"
Sambil melanjutkan interaksi saya dengan sang resepsionis, teman saya pun tak henti-hentinya menarik lengan saya. Ia merasa tindakan saya saat itu kurang wajar karena kami tidak bermaksud untuk menginap di villa tersebut, tetapi saya malah menanyakan sejarah tentang berdirinya villa itu.
Meski begitu saya tetap keukeuh mendengarkan sang resepsionis menceritakan detail berdirinya villa yang bernama Ahok tersebut.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup jelas dari narasumber yang bekerja sebagai resepsionis tadi. Kami pun akhirnya pamit undur diri dengan tidak lupa bertukar kartu nama untuk tujuan pertemanan.
Detail penjelasan yang saya dapat adalah sebagai berikut :
Villa Ahok adalah salah satu bangunan Altersheim ( Panti Werdha) yang berlokasi di kawasan perbukitan bernama Ober Kandertal. Oleh karena itu nama Ahok sendiri merupakan singkatan dari Alters-Heim Ober Kandertal.
Villa yang dikhususkan bagi pengunjung atau penghuni yang berusia senior ini dibangun khusus bagi para lansia yang ingin berlibur atau menetap untuk jangka waktu yang lama.
Fasilitas villa Ahok juga sudah dilengkapi dengan teknologi ramah lansia. Seperti kamar tidurnya yang didesain seperti kamar eksekutif di rumah sakit, lengkap dengan pemandangan dan suasana pedesaan yang alami.
Karyawan yang bekerja melayani tamu maupun penghuni tetap, juga telah mendapatkan sertifikasi keperawatan khusus lansia.
Jadi pelayanan di villa tersebut memang mirip sekali dengan yang ada di Panti Werdha. Hanya saja lokasinya yang berada di kawasan pedesaan jadi membuat panti itu juga dipergunakan sebagai villa bagi kaum lansia.
Maksud serta tujuan dari dibangunnya villa itu sendiri adalah sebagai tempat tinggal sementara bagi kaum senior dalam menjalani masa pasca pengobatan dan juga masa pensiun.
Lokasinya yang berada di dekat stasiun Kandersteg dan pusat perbelanjaan seperti Coop menjadikan tempat itu strategis bagi para lansia yang menginap atau menetap di villa.
Namun demi kenyamanan penghuni saat berkunjung kami tidak diperbolehkan mengambil foto di villa. Jadi saya hanya bisa memotret penampakan villa dari luarnya saja.
Ternyata pada saat itu dugaan saya salah. Saat melewati villa tersebut, saya pikir villa itu milik tokoh politik favorit saya, Pak Ahok. Faktanya sama sekali tidak ada korelasinya..haha..
Maklum saja karena adanya tokoh politik yang menyimpan hartanya di Bank Swiss. Jadi membuat saya berasumsi siapa tahu ada juga politisi Indonesia yang memiliki properti real estate seperti villa di Swiss.
Berawal dari rasa penasaran saya, jadi seperti itulah cerita singkat saya mengunjungi Villa Ahok yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Bpk. Ahok. Terkadang kita memang harus jeli disaat ingin mendapatkan informasi, karena rasa penasaran dan asumsi pribadi saja tidak cukup didalam mencari kebenaran.
Salam Pejalan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H