Pada musim semi lalu sebelum diberlakukannya lock down di Swiss karena pandemi, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata bernama Blausee (yang berarti Danau Biru). Berlokasi di kawasan distrik Frütigen yang dekat dengan pedesaan Kandersteg.
Pengalaman saya yang sudah pernah mengunjungi desa Kandersteg sebelumnya, jadi memudahkan saya mengakses tempat tersebut dengan menggunakan kendaraan umum.
Detail Perjalanan
Perjalanan dimulai dari stasiun utama Bern dengan menggunakan kereta api regular (bukan kereta wisata) dengan tujuan Kandersteg. Lalu dilanjutkan dengan menggunakan bis umum ke lokasi wisata Blausee dengan tujuan Frütigen.
Dengan biaya untuk penumpang dewasa sekitar 6 CHF atau sekitar 100 ribu-an. Sedangkan untuk anak-anak dan pelajar berlaku tarif setengahnya. Dan diberlakukan gratis khusus untuk anggota Pramuka dunia.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari stasiun Kandersteg. Lalu kita akan turun tepat di depan gerbang masuk Blausee. Â
Tiket masuk bisa langsung dibeli di lokasi wisata seharga 6 CHF untuk siang hari pada loket atau mesin otomatis yang tersedia. Serta biaya 3 CHF untuk malam hari hanya pada mesin automat.
Khusus untuk anggota Pramuka Dunia kita hanya perlu membayar 1 CHF saja atau sekitar 15 ribu-an. Dengan menunjukkan ID Card atau menggunakan setangan leher (scarf) resmi sebagai identitas utama Pramuka Dunia.
Sewaktu memasuki kawasan wisata Blausee saya merasa seperti bulu kuduk tiba-tiba berdiri. Meskipun saat itu saya belum mengetahui kisah legenda dibalik tempat wisata tersebut. Mungkin dikarenakan hawa dingin nan gelap di area pintu masuknya, karena dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi dan batu-batu besar disekitarnya.
Akan tetapi begitu kita memasuki kawasan area danau, suasana terang langsung menghiasi keindahan warna biru toska pada airnya yang sangat jernih. Saking jernihnya sampai-sampai Trout Fish yang ada didalamnya bisa terlihat sangat jelas dari permukaan.
Area diatas batu besar itu menghadap langsung ke arah danau. Dengan pemandangan air terjun kecil yang mengalir dari hulu sungai Kander, juga menambah ketertarikan saya untuk mengabadikannya lewat foto-foto landscape.
Selain itu disana juga terdapat papan History yang menjelaskan tentang kisah legenda yang pernah terjadi disana. Dan diduga menjadi awal mula terciptanya warna serta kejernihan air danau di kawasan 'Blausee'.
Dimana masyarakat disana percaya bahwa air danau berubah warna menjadi toska dan sangat jernih, karena luapan air mata kesedihan dari sosok Maiden yang memiliki kisah tragis.
Maiden adalah seorang gadis cantik yang pada saat itu sedang dimabuk cinta dengan seorang pemuda yang bekerja sebagai penggembala.
Pertemuan berawal pada malam hari di saat sinar bulan menerangi malam itu. Maiden yang saat itu bertemu dengan pria penggembala langsung jatuh cinta pada pria pujaan hatinya.
Hubungan pun berlanjut dengan pertemuan mereka setiap malam hari di danau itu. Disana mereka selalu mengendarai perahu kecil bersama dan bercengkrama layaknya pasangan muda yang sedang dimabuk cinta.
Namun tragisnya pada suatu malam saat mereka bertemu kecelakaan tak terduga terjadi pada pria penggembala itu. Sang pria terpleset dan terjatuh saat melewati tebing dengan bebatuan besar yang licin, dan mengakibatkan kepergian sang pemuda itu untuk selamanya.
Peristiwa naas itu membuat Maiden tak kuasa menahan sedih akibat dari rasa cintanya yang terlalu dalam dengan sang pria penggembala.
Hingga setiap waktu malam tiba Maiden selalu datang mengunjungi danau untuk mengendarai perahu kecil yang dulu pernah dinaikinya bersama sang kekasih.
Sejak kejadian malam itu orang tua Maiden akhirnya melarangnya untuk berkunjung lagi ke danau. Akibat dari kunjungan rutinnya itu ia tidak bisa menerima kenyataan hidup dan berubah menjadi sosok yang kurang waras.
Hingga pada satu waktu di pagi hari Maiden ditemukan tewas tenggelam didasar danau. Dengan adanya perahu kecil di permukaan danau maka bisa dipastikan Maiden melakukan aksi bunuh dirinya pada malam hari.
Setelah peristiwa naas itu, warna danau seketika berubah menjadi jernih dengan gradasi warna toska terang. Yang dipercaya warna itu berasal dari warna mata Maiden yang juga biru jernih.
Begitulah kisah legenda yang beredar di masyarakat tentang terciptanya warna biru jernih pada air Blausee. Percaya atau tidak kisah itu sudah dipercaya lama dan menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung.
Kegiatan yang bisa dilakukan selain berfoto ria, menaiki perahu kecil dan memancing adalah berkemah. Disana juga sudah disediakan tempat khusus berupa area perkemahan mini dengan lodge kayunya atau yang biasa disebut Chalet. Tempat itu juga dilengkapi dengan area barbeque di halamannya yang menghadap langsung ke danau.
Lagi-lagi mereka memiliki mitos tersendiri, karena ikan yang ada di danau pun dilindungi secara khusus keberadaannya. Menariknya lagi pada musim panas rutin diadakan konser musik outdoor di kawasan Blausee.
Biasanya dilaksanakan hingga dua Minggu berturut-turut setiap tanggal 1- 14 Agustus setiap tahunnya. Dimana pada tanggal 1 Agustus adalah hari kemerdekaan untuk negara Swiss itu sendiri.
Begitulah pengalaman saya mengunjungi tempat wisata Blausee. Bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke Swiss, saya sarankan untuk pergi ke sana karena lokasinya yang tidak jauh dari ibukota negara itu. Dan akses transportasinya pun mudah. Selain itu karena HTM-nya yang terjangkau jadi bisa menjadi alternatif wisata murah saat berada di Swiss.
Khususnya saat pandemi seperti sekarang, lebih baik kita melakukan wisata alam daripada ke Mall atau Theme Park yang biasanya didatangi banyak pengunjung. Tentunya dengan tetap menjaga jarak serta kebersihan diri dan keluarga saat berwisata. Karena itu wisata alam bisa menjadi salah satu solusi untuk kita yang merasa bosan selalu dirumah.
Photo credited : Dokpri (kecuali foto sculpture)
Sumber: Papan History di Lokasi wisata