Pada umumnya masih banyak orang kita enggan menempati rumah susun karena banyak faktor, salah satunya dari segi keamanan untuk anak-anak memang perlu diperhatikan bagi keluarga yang ingin menghemat biaya dengan menyewa rumah susun di kota. Beda halnya dengan di Eropa yang mayoritas warganya lebih gemar menetap di rumah susun khususnya untuk mereka yang tinggal di kota. Bukan tanpa alasan mengapa mereka lebih memilih tinggal di rusun semacam Mietwohnung untuk di Swiss, Wohnung Gemeinschaft di Jerman, atau Studio di kawasan Skandinavia. [caption id="attachment_277951" align="aligncenter" width="640" caption="Rusun Katolik Murah untuk mahasiswa"][/caption] Beda harga sewanya tentu berdasarkan fungsi dan besarnya wohnung atau tempat tinggal, meski pada dasarnya ketiga macam rusun tersebut memang banyak terdapat di Negara Eropa tengah. Untuk mahasiswa yang masih terbatas membayar biaya sewa dalam hal ini tentu akan lebih memilih tinggal bersama orang lain dalam satu rusun yang tiap lantainya tetap memiliki privacy berupa kamar tidur pribadi lengkap atau full furnished. Fasilitas bersama di tiap lantainya pun lengkap dimana selalu terdapat maksimal 7 einzelzimmer atau single room, 1 ruang dapur, 1 WC dan 1 kamar mandi atau badezimmer yang bisa dipakai bersama. [caption id="attachment_277973" align="aligncenter" width="600" caption="kamar tidur single dengan balkon"]
[/caption] Selain fasilitas tersebut rusun khusus mahasiswa di kota tempat saya tinggal yaitu Basel, Swiss juga menyediakan banyak fasilitas tambahan lain yang bisa digunakanÂ
limited free seperti perpustakaan, taman di atap rusun untuk acara barbecue, ruang baca dan studio musik bagi mereka yang ingin praktek alat musik. Khusus untuk fasilitas tersebut biasanya hanya dipungut biaya keanggotaan yang super murah tiap tahunnya. Jadi dalam satu apartemen tersebut atau biasa disebutÂ
Studentenhaus, mahasiswa sudah dapat menikmati semua fasilitas tanpa harus merogoh kocek lebih dalam dan lokasi masih dalam satu area apartemen. Bahkan pihak pemerintah Swiss tidak segan-segan memberikan santunan bagi para mahasiswa berprestasi agar mendapatkan potongan biaya sewa di beberapa apartemen khusus untuk mahasiswa. [caption id="attachment_277957" align="aligncenter" width="600" caption="Kondisi dapur bersama pasca memasak"]
[/caption] Pada faktanya mencari tempat hidup di Swiss memang bukan perkara mudah, karena kita dituntut untuk jeli mencari harga terjangkau dimana di sebagian kota besar di Swiss menawarkan harga sewa tempat tinggal yang cukup tinggi. Seperti di kota Zurich contohnya dimana biaya sewa standard sekitar 700-1500 Swiss frank atau kalau dikonvert sekitar 7 -15 juta rupiah per bulannya, tapi di kota Basel kita bisa mendapatkannya mulai dari harga 400 Swiss Frank atau sekitar 4 jutaan rupiah itupun sudah all inclusive. Wajar saja kalau mahasiswa di Zurich banyak yang pindah ke kota Basel karena harga sewa di kota tempat saya tinggal itu cukup menggiurkan. Sebabnya tentu karena persaingan harga antar Negara dimana lokasi kota basel berdekatan dengan Jerman dan Perancis. Konsep penawaran rusun di Swiss pun hampir sama dengan di Jerman. Kebanyakan apartemen diiklankan dengan inisialÂ
Warm atau Hangat yang artinya harga sewa yang tertera sudah termasuk semua biaya mulai dari biaya listrik, air, internet danÂ
heizung atau pemanas ruangan. Sedangkan iklan yang bertuliskan inisialÂ
Kalt atau dingin berarti harga sewa belum termasuk biaya lain-lain yang mencakup kebutuhan sehari-hari dimana biaya terpisah akan ditagih secara rutin tiap akhir bulannya. [caption id="attachment_277953" align="aligncenter" width="300" caption="Kamar mandi bersama terdapat di tiap lantai"]
[/caption]
Keunikan lain dari rusun khusus mahasiswa di Swiss yang bisa kita manfaatkan yaitu dengan memilih rusun yang ditawarkan oleh lembaga keagamaan dimana biasanya harga sewa mereka lebih rendah dibanding dengan harga sewa apartemen pada umumnya. Karena subsidi dari lembaga keagamaan merekalah yang mempermudah mahasiswa mendapatkan tempat tinggal murah di kota. Dalam hal ini lembaga keagamaan di Swiss memang berperan besar dalam penyediaan tempat tinggal murah bagi Mahasiswa di tiap kota. Tujuan mereka pun tidak ada sangkut pautnya dengan visi misionaris karena sepanjang pengalaman saya tidak pernah sedikitpun mereka mengajak penghuninya untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang mereka anut atau bahkan melarang orang menjalankan ibadah agamanya. Satu hal yang mungkin menjadi kekurangan pada rusun khusus Mahasiswa di Eropa adalah pengelola rusun mayoritas tidak menyediakan tempat parkir kendaraan khusus. Dalam hal ini pemuda di eropa baik warga asli atau pendatang tidak dibiasakan hidup mewah dengan berangkat ke kampus menggunakan mobil pribadi tapi mahasiswa yang menempati rusun tetap difasilitasi tempat khusus untuk menyimpan sepeda mereka dengan aman baik itu indoor maupun outdoor. [caption id="attachment_277954" align="aligncenter" width="540" caption="suasana cozy balkon ala summer"]
[/caption] Kehidupan damai dan saling menghormati dalam rusun di Swiss sangat dijaga. Bahkan sering juga kami adakan masak bersama di hari libur nasional bersama penghuni lain di lantai yang sama. Aturan tentu diperketat di area rusun namun tidak berlebihan juga untuk para mahasiswa meski setiap 2 hari sekali ada petugas yang membersihkan seluruh fasilitas di rusun kecuali kamar pribadi, namun sebagai penghuni sudah menjadi tanggung jawab untuk tetap menjaga kebersihan ruangan bersama. Begitulah sekilas kisah seputar rumah susun katolik khusus mahasiswa untuk semua agama yang berlokasi di kota Basel, Swiss. Cheers :) [caption id="attachment_277958" align="aligncenter" width="300" caption="Promosi kuliner Indonesia, buat Bakso bersama"]
[/caption]
Sumber foto : dokumen pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya