Apasi yang dimaksud anak usia emas? anak usia emas atau sering disebut juga golden age adalah anak usia 0-5 tahun, dimana anak usia tersebut biasanya berada pada jenjang pendidikan PAUD, TPA & TK.Â
Pada umur-umur tersebut biasanya anak-anak sangat besar rasa ingin taunya. Sehingga banyak pertanyaan-pertanyaan yang keluar ditengah bincangan atau bercandaan, dan kita sebagai orang dewasa terkadang bingung untuk menjawabnya.
Pendidikan usia dini berperan penting bagi peningkatan mutu sumber daya manusia. Pada fase emas ini, anak mengalami perkembangan yang sangat cepat, baik menyangkut pertumbuhan fisik dan motoriknya, perkembangan watak dan moralnya, serta emosional intelektualnya.Â
Pada usia ini pula, anak mulai belajar mengembangkan kemamampuan bahasa dan sosialnya. usia emas itu datang hanya sekali dan tidak dapat terulang kembali lagi pada fase berikutnya.
Para ahli psikologi berpendapat bahwa masa pendidikan usia dini merupaka masa usia emas (golden age). Pemberian pendidikan yang tepat pada fase golden age sangat berperan penting bagi prestasi belajar pada jenjang pendidikan berikutnya.
Pada usia ini pula, anak mulai belajar mengembangkan kemamampuan bahasa dan sosialnya. usia emas itu datang hanya sekali dan tidak dapat terulang kembali lagi pada fase berikutnya.
Bermain merupakan cara yang cukup tepat untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai kompetensinya. Dengan bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada.Â
Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan dipendidikan usia dini merupakan permaianan yang merangsang kreatifitas anak dan menyenangkan. Untuk itu bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di tingkat usia dini.
Sekarang ini, para pendidik di negara kita sudah mengembangkan metode belajar sambil bermain. Dengan metode ini anak diharapkan tidak akan terasa bila dirinya sedang belajar, sehingga membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak kaku.Â
Lingkungan belajar dibuat bersahabat dengan anak sehingga mereka merasa tidak asing. Pasalnya, jika lingkungan belajar tidak akrab dengan mereka, maka belajar akan dianggap membosankan dan berkembang menjadi menakutkan bagi anak. berikut permainan yang bisa diberikan untuk anak sebagai sarana pembelejaran:
permainan tradisional, seperti membuat mobilan dari kulit jeruk.
membaca buku cerita
bermain peran, seperti menjadi dokter-dokteran atau apapun profesi lain yang anak sukai. dan lainya.
Sekarang, tergantung bagaimana guru dan orang tua untuk bekerjasama, menyikapi dan menemukan ide untuk membuat belajar itu menjadi sangat menyenangkan. Belajar bukan hanya di sekolah, tapi orang tua juga harus membantu sekolah untuk mengembangkan anak-anak didiknya. Salah satunya adalah dengan belajar sambil bermain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H