Mohon tunggu...
DEWI POVITA RAMAWATI
DEWI POVITA RAMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNDIP

Mahasiswa UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UNDIP Sulap Gula Merah Menjadi Bahan Pembasmi Nyamuk

14 Februari 2022   11:00 Diperbarui: 14 Februari 2022   11:04 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan yang digunakan untuk pembuatan Larva Trap   (Dokpri)

Penyakit DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat pada tahun 2016 terdapat 201.885 penderita DBD di Indonesia, dimana 1.585 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2010, kasus DBD di Kota Semarang meningkat 100% mencapai 5.556 jiwa, dengan korban meninggal sebanyak 47 jiwa Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan kasusnya menjadi 1303 kasus dengan kematian 10 jiwa. Tembalang dan Ngaliyan tercatat sebagai kecamatan endemis DBD di kota Semarang yang selalu menempati masing-masing urutan pertama dan kedua berdasarkan incidence rate (IR) dalam kasus DBD sejak 3 tahun terakhir.

Sampai saat ini DBD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih dalam tahap ujicoba, maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan memberantas nyamuk penular (vektor). Pemberantasan vektor ini dapat dilakukan pada saat masih berupa jentik atau nyamuk dewasa.

Edukasi DBD dan Pembuatan Larva Trap  (Dokpri)
Edukasi DBD dan Pembuatan Larva Trap  (Dokpri)

Dari latarbelakang kasus DBD ini, Seorang Mahasiswa KKN UNDIP memberikan Edukasi  tentang bahayanya nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus, serta memberikan cara pembuatan alat Larva Trap kepada Ibu-Ibu Kader RW 01 Kalipancur, dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di dapur sebagai langkah penurunan angka kejadian demam berdarah. Berikut cara pembuatannya : 

Langkah Pertama, kita menyiapkan Botol air mineral 1,5 liter (kosong); Gunting/pisau cutter; Kasa/kain strimin/kawat nyamuk; Kantong plastik hitam bekas; Double tape dan lem; Gula Merah; Ragi dan Air sebagai persiapan sebelum membuat Larva Trap.

Selanjutnya, dilanjutkan ketahap pembuatan Larva Trap sebagai berikut :

  • Bagi botol air mineral menjadi dua bagian.
  • Lepaskan tutup botol dan lubangi tutup botol dengan diameter kurang lebih 2,5-3 cm hingga tutup tersebut menjadi bolong.
  • Tempel bagian yang bolong tersebut dengan kasa/kain strimin, pasang kembali pada mulut botol.
  • Masukkan bagian botol yang bercorong ke dalam potongan botol yang satu lagi.
  • Tutup seluruh badan botol dengan potongan kantong plastik hitam
  • Larutkan gula merah dalam 60 ml air kemudian isikan pada Larva Trap yang sudah dibuat
  • Isi air hingga mencapai membasahi kasa/kain strimin.
  • Tambahkan 1 ml larutan ragi kedalam air hal ini bertujuan untuk membuat fermentasi yang menghasilkan CO2, Nyamuk tertarik dengan CO2 yang kita keluarkan, oleh sebab itu perlu mencari ide-ide dengan menggunakan CO2 sebagai umpan untuk perangkap nyamuk
  • Letakkan pada ruangan/tempat yang banyak dihinggapi nyamuk, dan alat sudah siap untuk digunakan.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan Larva Trap   (Dokpri)
Bahan yang digunakan untuk pembuatan Larva Trap   (Dokpri)
 

Dengan proses pembuatannya yang tidak serumit dan semahal dengan yang ada di pikiran masyarakat selama ini, tidak hanya itu dengan pembuatan larva trap ini bisa membantu sekaligus meringankan tugas pemerintah dalam mencegah penularan penyakit demam berdarah dengan bahan yang ekonomis dan tentu saja apabila hal ini diaplikasikan oleh masyarakat maka akan ikut mengurangi volume sampah plastik di lingkungan.

Dan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam mencegah penularan penyakit demam berdarah, apalagi bila dibandingkan dengan alat pembasmi nyamuk yang banyak beredar dipasaran, seperti obat nyamuk semprot, bakar, atau listrik yang menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti insektisida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan hal ini tentu saja akan mengurangi jumlah angka kesakitan akibat nyamuk dan akan berimbas kepada turunnya biaya JKN yang dibayarkan oleh pemerintah.

Penulis         : Dewi Povita Ramawati / Kesehatan Masyarakat

DPL                : Sukiswo.,ST., MT 

Lokasi KKN : Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun