Mohon tunggu...
dewipenyair
dewipenyair Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cara Menulis dan Memaknai Puisi yang Berhasil

30 September 2015   21:34 Diperbarui: 30 September 2015   22:29 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah pencinta puisi dan sekaligus mencipta puisi, banyak sekali tulisan yang berbentuk puisi bertebaran di dunia maya sebagai bentuk dan alasan yang berbeda bagi setiap orang.

Dari seringnya membaca dan menulis tersebut, saya banyak menyimpulkan sekarang - sekarang ini banyak puisi yang saya nilai 'jelek meski pada dasarnya tujuannya adalah indah.

Saya mempelajari 'Bahasa Indonesia ' tidak dengan mudah. Dan alangkah kayanya kosa kata yang kita punya, sampai-sampai saya 'nyinyir kepada penulis yang acapkali tidak menghargai begitu banyak keistimewaan dari segi metafora ataupun segi seni nya. 

Menilai satu puisi disebut berhasil adalah dengan melihat ejaan bahasanya terlebih dahulu. Saya terkadang mengabaikan penulis yang terbiasa dengan menyingkat tulisan yang entah dengan tujuan apapun, benar mengurangi keindahan bahasa dan terbaca tidak indah. 

Saya selalu ingin memberi kritik dan komentar kepada setiap penulis yang ceritanya mau gaya dengan bahasa singkat tapi tidak tepat dalam penyimpanannya. Simpanlah kata-kata yang disingkat dalam memo atau buku harian atau buku catatan yang merupakan nilai pribadi. Puisi adalah keindahan pada dasarnya.

Puisi yang berhasil, adalah puisi yang memiliki ketepatan diksi,bahasa, dan metafora yang sederhana. 

Cintailah dan pergunakanlah bahasa dan ejaan Bahasa Indonesia dengan baik, kalau misalkan mau menulis karya dalam bahasa Indonesia. Belajarlah seperti saya untuk menguasai kata sederhana tetapi bisa membuat decak kagum bagi yang membacanya, benar hanya belajar membuat kata atau kalimat sederhana, itulah kunci kesuksesan seorang penulis maupun penyair. 

 

Secangkir Kopi Hitam

kami berdua sudah lupa waktu bicara tentang banyak hal bukan saja tentang cinta tapi tentang lumbung dan isi rumah lalu kami bicara tentang model pakaian juga isi mobil dan masa depan anak-anak hingga sampai kami bicara soal menua 

ya, tepat saat bicara tentang itu, di sana kami saling diam, kata menua itu seperti.... tanda titik bagi kami

secangkir kopi hitam yang kami pesan empat jam lalu membuat kami lupa ingatan di dua jam kemudian "kita tidak boleh menua begitu saja tanpa banyak bercinta" itu katamu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun