[caption caption="pic from deviantart.com"][/caption]
Saya menuntut ilmu cinta dari kamu
ya, cuma kamu
kamu bertutur kata:
cinta tak perlu dipelajari
nikmati saja
seperti kita seduh kopi di pagi hari
/
kamu tak salah,
barangkali saya yang buta arah
/
cinta, mata pelajaran paling rumit
tak terbilang tak terumus
sanggup remas-remas isi kepala
jantung terasa dicubit-cubit
hu hu hu, saya terjerumus
ha ha ha, tapi saya bahagia
/
saat cinta lukai hati
saya tersedu-sedu
saat cinta berubah gila
saya terdaftar jadi pasien rumah sakit rindu
/
cinta dalam pernikahan kata;
seperti donat dan tepung gula
hangat, empuk, legit
tersaji bagai suguhan dari istana langit
/
cinta dalam persandingan diksi
seperti roti bertabur kismis
renyah dan manis
bagai gadis jelita pendamping si tuan kopi
/
mari berkata-kata dalam pelaminan cinta
kita kawinkan bersama
/
setelah itu,
kita tunggu
biarkan ia mengandung
beribu janin yang gemar bersenandung
/
pada rahim-rahim puisi
yang takkan pernah basi
/
/
Kampung Hujan, 120915
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H