Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sajak Biru

21 Juli 2015   20:57 Diperbarui: 21 Juli 2015   20:57 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pic from deviantart.com"][/caption]

Malam busungkan dada

seperti perut busur tanpa anak panah

hembus nafasnya memeluk sukma

padahal tlah lama jejak-jejak terkubur lapuknya tanah

/

di atas kanvas langit

ada pertempuran sengit

gurat bulan dan garis bintang

unjuk terang bayang-bayang

/

di sini, aku ingin berhenti

lalu jauh pergi

lanjutkan mimpi-mimpi

yang tertunda, lagi dan lagi

/

sekiranya mampu ku bunuh waktu

kan kumenikamnya berulang-ulang

atau memintanya untuk segera pergi membawaku

dari kehidupan semu, kemudian menghilang

/

pada separuh sunyi

ku gubah satu sembarang sajak

sebab hitam belumlah beranjak

dan hanya nyala lumbung kata yang menemani

/

biar,

biar saja lengkung malam terbakar

aku masih menikmati aksaranya yang berlumur biru

sebelum pagi datang terburu-buru

/

/
Kampung Hujan, 210715

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun