Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenuh Rindu

20 Juli 2015   15:41 Diperbarui: 20 Juli 2015   15:41 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Satu detik berlalu

lambannya serasa tujuh windu

ketika arti menunggu

pahit, bagai lidah tertimbun empedu

/

basah hujan kini tengah menjauh

kering angin semakin riuh bertabuh

/

barangkali hanya rindu

yang tak pernah mengenal musim

ia bermukim,

pada ruang-ruang jantung penuh candu

/

semisal hujan tak turun lagi

pun kemarau lantang bicara tak mengenal henti

kupastikan rindu tetap ada di sini

sebab ia jatuh dari hati, bersemi sepanjang hari

/

umpama langit tak teduh lagi

dan berbidang sungai tak beriak kembali

mata rindu akan selalu terjaga

susupi senyap jiwa berdahaga

/

sesudah itu,

kita menguyah indah bayangan senja

bersama rindu yang kita punya

/

/

Kampung Hujan, 200715

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun