Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Menunggu-Mu Bicara...

21 Februari 2014   02:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduhai pecahan jiwa yang berserakan
seperti inikah ketika hidup terasa tak adil?
atau hanya perasaanku saja yang teramat kerdil?
.
Ku tunjuk muka ini pada sepotong cermin
kedua telunjukku memusat pada sebilah kening
ada gurat-gurat lara yang begitu sempurna
mata air - air mata
berliuk melekuk hingga ke dalam dada
.
Basah, tumpah, cadas memerah
tergenang seperti cecer darah
mungkinkah aku tengah di sebuah arena?
mengapa seketika amarah penuhi isi dada?
bisik di kanan di kiri telinga ini
sayap-sayap malaikat lembut tenangkan diri
jari jemari iblis menabuh genderang perang di ulu hati
.
Ku bertanya-tanya
pada cemarut patahan jiwa
ke mana akan ku ayun rapuhnya asa?
di mana mesti kuletakkan hati yang begitu lelah
pada anyaman langit kah?
atau jumputan laut kah?
.
Semua kini membisu
semesta hening dalam bening
Tuhan bungkam tak bersuara
setitik jawab masih saja jauh dari harapan
semu...semuanya semu...
hampa...semuanya hampa...
.
Berjuta kata bijak menyeruak
membuatku semakin muak
kusingkirkan tanpa alasan
tak butuh rasanya hembus angin nirwana
biar kubenamkan saja
tanpa ada yang tersisa
.
O Yang Maha Bercahaya
sungguh aku masih menunggu
ulur lembut tangan-tangan perkasa di antara kegalauanku
pecahkan segala perkara
redamkan api pertarungan rasa
jernihkan nestapa
buyarkan buruk sangka
dari sahaya bebal sepertiku
yang memeluk dosa di setiap hembus waktu
.

Bicaralah, Tuhan...aku mendengarkan...
.
.

Kampung Hujan, 200214
.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun