Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terbelit Hutang; Usaha Bangkrut, Imannya Ikutan Bangkrut

2 Mei 2014   23:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hingga akhirnya saya bertemu dengan-Nya di suatu malam. Saya sengaja bangun tengah malam untuk berdoa dan meminta petunjuk. Saya serahkan semua urusan saya pada Tuhan. Saya bilang begini pada Tuhan : "Tuhan, ajari saya ikhlas jalani ujian ini. Sungguh ini berat bagi saya, tapi saya yakin Engkau Maha Menolong, maka tolonglah saya. Saya tidak mau mati sia-sia dengan cara akhiri hidup saya hanya karena terbelit hutang. Saya maunya menyelesaikan hutang-hutang saya, bukan menyelesaikan hidup saya. Saya telah banyak dirugikan materi karena kegagalan usaha, tetapi saya tidak mau dirugikan lagi dengan bangkrutnya keyakinan saya kepada-Mu..."

Tuhan memang tidak langsung mengabulkan doa saya keesokan harinya. Tapi Tuhan telah menitipkan sesuatu yang tidak bisa saya nilai dengan materi, yaitu sebuah KEBERANIAN. Sejak itu saya memang lebih percaya diri hadapi ujian hidup saya, saya yakin bahwa akan terlewati dengan baik. Cepat atau lambat, Tuhan pasti akan menjawab doa-doa saya.

Saya pun terus 'merayu' Tuhan dengan mengulang-ulang doa yang tadi saya tuliskan agar Tuhan berkenan menolong saya untuk mengatasi masalah-masalah saya. Alhamdulillah, pelan tapi pasti, Tuhan kasih saya rezeki halal yang datang tanpa saya duga-duga. Satu persatu akhirnya saya mampu menutup kartu kredit saya hingga tak bersisa satu pun. Saya diberi banyak keringanan dari pihak bank karena dianggap cooperative dan tidak 'kabur-kaburan' ketika ditagih.

Semua sudah jadi masa lalu buat saya. Banyak pelajaran berharga yang saya ingat sampai saat ini, salah satunya yaitu : ketika tak ada lagi pintu yang terbuka sebagai jalan keluar, ternyata masih banyak pintu lainnya yang akan terbuka karena 'dibukakan' oleh-Nya. Andaikan saya harus mengalaminya lagi, saya menganggap Tuhan ingin menaikkan level keimanan saya.

Ikhlas dan sabar adalah satu paket yang selalu diajarkan kepada kita saat kita ditimpa masalah. Tak mudah memang, tetapi Tuhan Maha Mengetahui kemampuan kita sebagai hamba-Nya dan tak akan menurunkan ujian di luar kesanggupan hamba-Nya.

Banyak-banyaklah menyebut nama Tuhan saat hidup kita dalam keadaan lapang mau pun sempit. Kita tidak pernah tahu kapan waktunya setan mencari celah agar kita tunduk dan menjadi pengikutnya. Bisa ketika kita senang atau ketika kita terpuruk dalam kesulitan.

Satu lagi, bila belum waktunya kita dipanggil oleh Tuhan, jangan memaksa untuk 'datang' sendiri dengan cara yang tidak wajar. Kita dilahirkan dengan begitu suci dan sempurna, maka ketika kita pergi meninggalkan dunia ini, bukankan lebih baik bila dengan cara yang wajar-wajar saja?

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun