Nah Daging analog atau daging buatan merupakan inovasi produk buatan dengan pemanfaatan dari bahan protein nabati yang kaya akan nutrisi. Dari bahan protein nabati ini dapat menyerupai daging dengan bahan protein hewani dalam hal rasa dan karakteristik sensorik. Daging analog banyak diminati melebihi konsumen vegetarian yaitu dengan mencapai 7,9%/tahunnya (Malav et al, 2015). Daging analog dibuat karena banyaknya minat masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan. Karena Sebagian orang pasti masih kurang aware dengan makanan yang dikonsumsi sehari-harinya. Maka dengan dibuatnya daging buatan ini menjadi hal baru yang patut dicoba.
Daging analog lebih terjangkau harganya dibandingkan dengan harga daging biasanya. Daging analog juga dapat mengurangi terjadinya penyakit tidak menular seperti kolesterol, penyakit jantung coroner, diabetes dan masih banyak lainnya. Dibandingkan dengan daging biasanya jika terlalu banyak mengkonsumsi juga tidak baik maka akan menyebabkan timbulnya penyakit tersebut. Data menurut Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) rata-rata konsumtif daging dalam negeri untuk jenis daging ayam sebesar 8,1 kg per kapita, untuk daging sapi sebesar 2,2 kg per kapita, daging domba sebesar 0,4 kg per kapita dan untuk rata-rata konsumtif daging babi sebesar 1 kg per kapita (Waluyo et al, 2023). Oleh karena itu, daging analog dapat dibuat dengan bahan nabati seperti berbagai macam kacang kedelai,kacang polong, kacang tunggak dll.
Kacang tunggak dan karakteristiknya
Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp.) merupakan tanaman jenis kacang-kacangan yang hidup di daerah tropis seperti di Indonesia. Kacang Tunggak ini dapat dijadikan salah satu bahan pembuatan dari daging analog. Kacang tunggak juga memiliki warna hitam dan tekstur biji keras sehingga sulit dilepas dari kulitnya. Tak hanya itu, kacang tungga juga memiliki bau yang khas yaitu bau langu yang tidak sedap dan banyak yang kurang menyukai kacang ini (Naisali & Wulan, 2020).
Kacang tunggak ini juga dapat diolah menjadi bahan tambahan untuk berbagai olahan setengah jadi atau produk seperti dijadikan tepung kacang tunggak, tempe, tauco, daging analog dan lain sebagainya (Wulandari et al, 2019). Biji kering kacang tunggak mengandung 23,4% protein, 1,3% lemak dan 56,8% karbohidrat (Trustinah, 2012). tak heran jika kacang tunggak memiliki banyak sekali manfaat yang bisa kita manfaatkan bagi Kesehatan kita .Oleh karena itu, kacang tunggak kaya akan manfaat sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada produk pangan. Mungkin kacang tunggak jarang sekali diketahui oleh sebagian orang dan belum familiar. Maka dari itu dibuatlah inovasi daging analog dengan kacang tunggak agar orang dapat mengetahui kandungan yang ada dalam kacang tunggak.
Tepung mocaf sebagai filler pembuatan daging analog
Tepung mocaf terbuat dari singkong atau ubi kayu yang merupakan salah satu bahan pangan karbohidrat yang dikembangkan menjadi tepung sebagai pengganti tepung terigu. Tepung mocaf berperan sebagai filler (pengisi) pada daging analog (Rahmah, 2018). Inovatif tersebut sebagai pelestarian ketahanan dan pembudidayaan pangan. Pembuatan tepung singkong ini melalui proses fermentasi. Tepung mocaf dibuat sebagai pangan fungsional yang sehat serta memiliki karakteristik yang sama dengan tepung terigu. Sehingga pembuatan tepung mocaf dibuat agar peminat dari produk yang dihasilkan dari tepung mocaf banyak disukai dan sifat fisiokimianya meningkat maka cocok dijadikan alternatif pengganti tepung terigu. Serta dapat dijadikan pengisi dalam pembuatan daging analog (Hadistio, et al., 2019).
Kesimpulan
Daging analog merupakan daging buatan dengan berbagai bahan nabati seperti kacang-kacangan yang dimanfaatkan disertai dengan pengisi atau filler dari tepung mocaf yang menambah manfaat bagi tubuh. Dari bahan-bahan yang telah diketahui, daging analog dapat dijadikan inovatif bagi sebagian orang. Karena sekarang banyak dari masyarakat yang mulai  berminat untuk menjaga pola makan sehat dan adanya kesadaran akan kesehatan bagi tubuh. Tak banyak dari kita juga lebih tergiur dengan makanan-makanan yang ada tanpa mempertimbangkan kesehatan untuk tubuh kita. Maka daging analog ini bisa jadi salah satu makanan inovasi yang dapat digunakan sebagai makanan lauk sehari-hari yang sehat. Untuk produk daging analog sendiri masih belum banyak ynag memproduksinya. Ada salah satu rekomendasi daging analog dari "Proteina". Produk ini juga menyediakan berbagai jenis daging analog serta harga yang terjangkau. Selamat mencoba...
Daftar Pustaka
Hadistio, A., Jumiono, A., & Fitri, S. (2019). "Tepung mocaf (modified cassava flour) untuk ketahanan pangan Indonesia". Jurnal Ilmiah Pangan Halal, 1(1).
Malav OP, Talukder S, Gokulakrishnan P, Chand S. (2015). " Meat analog: a review". Crit Rev Food Sci Nutr. 55(9):1241-5. doi: 10.1080/10408398.2012.689381. PMID: 24915320.
Naisali, H., & Wulan, S. N. (2020). "Karakteristik Sensori Tempe Kacang Tunggak Hitam Dan Tempe Kedelai". Jurnal Pangan dan Agroindustri, 8(1), 29-35.
Rahmah, S. (2018). "Penambahan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Dalam Pembuatan Nugget Nabati". Edufortech, 3(1).
Trustinah. (2012). "Plasma Nutfah Kacang Tunggak: Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp.) dan Potensi di Lahan Kering Masam". Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Prosding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik dan Pemuliaan Tanaman. Kementerian Pertanian Replubik Indonesia.
Waluyo D., Nuraini R., dan Sari E. I. (2023). "Jalan Menuju Swasembada Daging". Indonesia.go.id
Wulandari, Y. A., Sobir, S., & Aisyah, S. I. (2019). Studi radiosensitivitas dan analisis keragaman M1 Kacang tunggak (Vigna unguiculata L) hasil induksi mutasi. Jurnal Agrosains Dan Teknologi, 4(1), 1-9.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H