Hah? Kok bisa? Sementara di banyak transaksi dan lokasi, tidak hanya dalam pembayaran atas pembelian suatu barang, membayar parkir pun sekarang ini banyak ditemui sudah beralih ke pembayaran non tunai saja, atau kalaupun masih menerima tunai konsumen tetap bisa membayarnya secara non tunai. Tetapi di mall satu ini yang terletak di kota metropolitan, pembayaran parkir kendaraan di gedung parkirnya hanya bisa menerima tunai. Wow!Â
Ya, tidak ada yang salah, hanya terkejut dan terheran-heran ternyata di masa yang terus bergerak ke arah kemajuan teknologi, masih ada yang mengikutinya amat perlahan.Â
Di kemudian hari mall ini pasti akan mengubah sistem pembayaran parkir kendaraanya, tetapi tidak bersamaan dengan pusat perbelanjaan lainnya yang telah berubah jauh sebelum hari ini. Ini salah satu relaita yang ada, tidak bisa dipungkiri perubahan yang kini terjadi besar-besaran mudah disesuaikan oleh semua pihak. Pengalaman ini saya dapatkan pada awal Juni 2021 lalu.
Modernisasi yang saat ini terjadi diharapkan mampu membentuk kehidupan masyarakat yang lebih maju, bukan sebaliknya merasa direpotkan dengan segala inovasi-inovasi setiap hari.Â
Oleh karenanya kemajuan teknologi yang saat ini berkembang cepat sekali, selalu ada sesuatu yang baru setiap waktu, menuntut siapa saja untuk mampu sama-sama melangkah maju dan berkontribusi positif untuk kebaikan kehidupan masyarakat.Â
Bukan hanya dituntut menjadi individu yang selalu siap dengan adanya perubahan, tetapi juga dalam lingkup yang lebih luas yakni badan usaha dituntut juga mampu beradaptasi dengan setiap kebaruan yang pasti terjadi.
Beragam kendala dihadapi oleh pelaku usaha yang mengakibatkan mereka tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Tuntutan menjadi badan usaha yang agile pun sulit didapat, walau dengan sadar telah dipahami bahwa bisa tidak bisa dan mau tidak mau semuanya harus menyesuaikan diri.Â
Diantara kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku usaha dalam hal kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi terkait pada permasalahan keuangan.Â
Biaya yang tidak sedikit perlu dikeluarkan oleh pelaku usaha untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi terkini di dalam usahanya. Misalnya menerapkan teknologi cek suhu tubuh secara digital yang kini banyak terdapat di setiap pintu masuk gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan.Â
Selain itu menerapkan teknologi pembayaran parkir secara non tunai juga tentu membutuhkan sejumlah biaya tertentu tidak hanya pada awal penerapannya saja tetapi juga kebutuhan perawatan di masa-masa berikutnya.
Selain keuangan, masalah lain yang dihadapi oleh pelaku usaha adalah kemampuan sumber daya manusia atau pegawai terkait yang perlu diberi pelatihan tertentu agar mampu dan menguasai teknologi yang beru diterapkan. Tidak hanya mampu menggunakan tetapi juga harus mampu mengatasi jika terjadi suatu permasalahan.Â
Hal-hal ini seperti ini tentu membutuhkan pelatiha ekstra yang sebelumnya tidak ada menjadi ada atau bahkan harus ada, demi bisa menjadi pelaku usaha yang agile terhadap setiap perubahan yang terjadi. Sumber daya manusia merupakan aset berharga perusahaan yang perlu dilakukan pengembangan secara berkala.Â
Tujuannya adalah agar para pegawai memiliki keterampilan yang terus bertambah setiap waktu seiring dengan bertumbuhnya usaha dan bertambahnya kebutuhan untuk memajukan usaha.Â
Selain keterampilan, pengembangan diri sumber daya manusia juga bertujuan agar para pegawai memiliki pemikiran kreatif dan inovatif, yang diasah secara berkala melalui pelatihan-pelatihan pengembangan diri.
Hal lain yang cukup membahayakan dari sebuah pemikiran pemilik usaha sehingga tidak mau menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi adalah merasa penjualan tetap bisa berjalan karena telah memiliki pelanggan tetap dan loyal.Â
Pelaku usaha yang seperti ini merasa tidak perlu bersusah payah melakukan suatu perubahan karena dengan mejalankan usaha secara konvensional pun profit yang diharapkan tetap tercapai.Â
Kondisi seperti ini bisa saja berjalan, tetapi tidak untuk jangka waktu yang panjang. Karakteristik masyarakat yang semakin kritis menuntut para pelaku usaha untuk terus berinovasi atau menyajikan hal-hal baru dalam usahanya.Â
Sesuatu yang baru bisa beragam wujudnya, produk baru, sistem pelayanan yang baru, sistem pengiriman barang dengan cara yang baru ataupun sistem pembayaran yang baru.Â
Sesuatu yang baru akan memanjakan konsumen, dengan demikian rasa nyaman konsumen akan timbul dan bukan tidak mungkin akan menjadi loyal customer bagi usaha yang dijalankan.Â
Bayangkan bagaimana reaksi masyarakat saat mereka merasa dimanjakan dan selalu ditawarkan sesuatu yang baru, tentu lonjakan grafik profit yang diharapkan akan dapat dicapai dan mungkin saja sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan.Â
Membiarkan suatu usaha berjalan secara konvensional memang tidak ada salahnya, namun yang menjadi kesalahan adalah terus berharap konsumen maupun calon konsumen tetap merasa nyaman tanpa adanya hal baru yang ditawarkan.
Setiap perubahan memang membutuhkan sejumlah biaya dan sejumlah tanggung jawab haru yang harus ditunaikan oleh pelaku usaha. Namun segala yang dikeluarkan ini merupakan investasi jangka panjang agar usaha yang dijalankan kian adaptif di segala situasi dan kondisi.Â
Ketika konsumen masih mendapati adanya sesuatu yang konvensional di sekitarnya, hal tersebut akan menjadi pengalaman berharga yang di kemudian hari menjadi bahan pertimbangannya apakah akan kembali ke lokasi tersebut atau tidak. Karena tidak bisa dipungkiri karakteristik masyarakat saat ini selain selalu menginginkan sesuatu yang baru, mereka juga kuat dengan idealisme diri yang selalu ingin tampil kekinian.Â
Dengan adanya motif ini maka akan mendorong mereka untuk selalu ingin berada di lingkungan yang modern, maju dan kekinian. Agar apa? Agar dirinya juga tampak sangat kekinian.
(dnu, ditulis sambil zoom meeting, 3 Juni 2021, 10.09 WIB)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI