Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Lulus SBMPTN Bukan Akhir dari Dunia, Dik...

12 Juli 2019   21:54 Diperbarui: 12 Juli 2019   22:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selasa (9/7), resmi diumumkan hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019. Banyak hati yang berbahagia atas lolosnya mereka dari ujian tersebut dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diidam-idamkan, namun dibalik itu tidak sedikit pula hati yang bersedih karena menerima kenyataan sebaliknya, gagal diterima di Perguruan Tinggi Negeri dambaan hati.

Rasanya seperti memasuki akhir dunia, makan tidak enak, tidurpun tidak nyenyak, gejolaknya melebihi orang putus cinta. Bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang diinginkan memang memiliki kesenangan tersendiri, terlebih lagi jika jurusan yang tepat akurat sesuai dengan minat berhasil didapat.

Rasa-rasanya perjalanan di bangku kuliah akan terasa begitu cepat, menggembirakan dan semua tugas-tugas menggapai akan selesai dengan mudah di tangan. Itulah mengapa bagi yang tidak lolos SBMPTN seketika hari-harinya terasa begitu suram, masa depan seakan selesai pada hari itu. 

Dik, sesungguhnya semua itu tidak seburuk yang kamu bayangkan... 

Masa depan cemerlang bukan hanya milik mereka yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, tapi masa depan adalah milik mereka yang gigih berusaha tanpa henti. Banyak para pengusaha sukses yang tidak sempat mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri atau bahkan tidak sempat menempuh masa-masa kuliah. Banyak orang-orang hebat yang kini hidup enak, semua adalah berkat daya juang yang terus menyala, berkobar tanpa kenal padam. 

Dik, kuliah tidak harus di PTN... 

Masih banyak perguruan tinggi swasta yang sama baiknya, atau bahkan bisa mencetakmu menjadi seseorang yang lebih baik lagi, yang tentunya disertai usaha belajarmu sendiri. Apalah artinya kamu menempuh pendidikan di lembaga yang luar biasa, namun pribadimu tidak juga bersungguh-sungguh menjalaninya. Justru kamu harus menunjukkan dapat memperjuangkan masa depan di mana saja, dan membuktikan kepada semesta bahwa kamu bisa.

Ada pilihan lain yang bisa ditempuh misalnya dengan memberdayakan diri untuk membuka usaha sesuai bidang kesukaan. Kumpulkan keuntungan, lalu gunakan untuk kebutuhan perkuliahan nanti. Sesungguhnya yang seperti inu sarat kesan, Dik. Kamu akan merasakan berat dan nikmatnya mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan pribadi. 

Kamu tetap bisa menjadi hebat, Dik... 

Kepandaianmu tidak lantas pudar hanya karena kamu tidak kuliah di PTN tersohor setanah air. Keterampilanmu tetap bisa menajam walau kamu berkuliah di kampus swasta. Karena citramu yang sebenarnya akan terlihat nanti setelah bangku kuliah usai kau nikmati. Akan jadi apa nanti, seberapa baik ilmu akademis kau serap dan pahami, jangan lupa Dik, budi pekerti tetap harga mati. Cita dan cinta ada di mana saja tergantung bagaimana kamu pandai-pandai menemukannya.

Dunia tetap berputar, Dik... 

Banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk meraih cita. Di usia yang begitu muda lakukanlah banyak hal yang berguna, jangan habiskan waktu untuk meratapi kegagalan, menyesali pintu yang tertutup rapat, hingga kamu lupa ada jalan terbuka di ujung sana yang akan mengantarmu merangkai karya.

Bersyukurlah Dik, pernah merasakan mesranya degup kencang di dada mana kala mengikuti seleksi mahasiswa seindonesia raya, walau degup itu kini melembut berbalut kecewa. Adik jangan pernah lupa, di sana ada banyak hati-hati yang tetap bahagia meraih cita walau tidak pernah tahu bagaimana rasanya degup mesra itu. 

Tetap semangat, Dik... 

Kakak percaya saat ini kata "selamat" di layar komputer itu lebih membuatmu bergetar dibandingkan kata "i love you" dari gebetanmu. Apapun itu, tetap rangkai masa depan dengan gemilang ya, Dik. Walau tidak ada kalimat selamat di layar itu, selalu ada kalimat "aku bangga padamu" di hati orang tuamu. 

Love, 

Dari: 

Kakak belasan tahun di atas kamu, yang pernah bekerja 15 tahun di perusahaan multinasional, yang sudah menerbitkan 4 buah buku, dan yang kini mengabdi di sebuah perguruan tinggi, yang dulu juga tidak lulus seleksi bergengsi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun