Perbedaan pasti ada, namun bukan untuk dijadikan senjata berperang melawan yang berbeda hingga seakan genderang perpecahan mulai ditabuh.
Nilai-nilai sportifitas yang ada dalam dunia olah raga mengapa tidak serta merta kita adopsi untuk menata kehidupan kita lainnya? Sportif untuk berbesar hari jika pemimpin yang kita unggulkan tidak menang, demikian sebaliknya untuk tetap bersahaja jika kita adalah pihak yang meraih kemenangan.
Pernahkah kita melihat seorang atlet cabang olahraga yang kalah lalu menyerang atlet lain yang sedang berdiri di podium kemenangan? Atau pernahkah kita melihat sang juara tampil jumawa saat menerima penghargaan? Inilah nilai sportifitas yang sejatinya perlu ada dalam diri bangsa Indonesia.
Tidak saling serang dalam kondisi menang maupun kalah, serta tidak saling menjatuhkan untuk berusaha menaikkan seseorang yang kita unggulkan.
Perhelatan akbar pembukaan Asian Games ke 18 yang berlangsung di Gelora Bung Karno sungguh dapat kita petik pelajaran yang berharga. Azas kepercayaan pada siapa saja yang menjadi pemimpin, hingga ia mampu menampilkan karya terbaiknya.
Selain itu, jiwa sportifitas dalam dunia olahraga yang perlu ditanamkan dalam hati seluruh bangsa Indonesia untuk bersikap lebih apik jika ingin masuk dalam lingkaran politik.
Menjaga Tanah Air Indonesia, mutlak bagi seluruh rakyatnya. Karena kita masih sama bergetarnya saat menyanyikan lagu Indonesia Raya bukan?
(dnu, ditulis sambil nonton Asian Games cabang renang, 19 Agustus 2018, 19.29 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H