Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Bisa Apa Ketika Pelanggaran di Depan Mata dan Petugas Diam Saja?

24 Oktober 2017   19:51 Diperbarui: 25 Oktober 2017   02:33 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi, pembaca yang baik hatinya apakah tidak gerah jika melihat sesuatu yang tidak benar di depan mata, tapi seakan tidak bisa berbuat apa-apa? Bukankah kita akan turut terkena dosanya jika membiarkan sesuatu yang tidak benar terus saja terjadi? Padahal kita tahu bahwa itu tidak benar, tetapi kita tidak berbuat apa-apa. Sama saja kita mendukung seseorang berbuat negatif karena kita membiarkannya.

Memang tidak menutup kemungkinan di beberapa kasus bisa jadi kita tidak memiliki pilihan lain selain diam jika mengetahui sesuatu yang tidak benar. Misalkan resikonya terkait dengan keselamatan diri, jadi jika kita membocorkan sesuatu maka keselamatan atas diri atau keluarga kita akan terancam, jadi kita lebih baik diam. Namun di beberapa kasus lainnya, yang resikonya bukanlah sebuah keselamatan yang berkaitan dengan hidup dan mati apakah benar jika kita diam saja? 

Padahal seringkali kita dengar ungkapan "lebih baik jujur walaupun itu pahit", namun tetap saja banyak yang lebih memilih diam terhadap suatu kesalahan yang terjadi di sekitar kita. Contohnya seperti saya siang tadi hahaha.... Apakah seharusnya saya turun dari mobil lalu memberi tahu kepada pengendara yang putar balik sembarangan tersebut bahwa yang ia lakukan adalah salah? Hehe... boleh lah kapan-kapan hihi... tadi hanya saya beri klakson panjaaaaaaang sekali sebagai tanda protes haha....

Alangkah baiknya jika dimulai dari diri sendiri untuk memahami hal-hal yang positif dan negatif, sehingga tidak perlu diingatkan oleh orang lain, karena kalau diingatkan juga tidak mudah untuk menerimanya bukan? Ada alasan gengsi, lebih paham, atau bahkan memiliki perspektif yang berbeda terhadap memandang hal-hal baik dan buruk. Bisa jadi ada beda paradigma. Tapi walau bagaimanapun juga kita coba yuk untuk berani berbicara terhadap hal-hal yang menurut kita agak menyimpang. Saya juga masih dan senang untuk terus belajar melakukannya.

(dnu, ditulis sambil makan kue putu yang alat masaknya bunyi tttuuuuuutttttt..... iiihh... kangen ngga siiih sama sayaaaa... eh sama kue jadul iniii.... hahaha....., 24 Oktober 2017, 19.29 WIB)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun