Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasar Malam di Waktu Tarawih #Ramadhan_11

6 Juni 2017   22:42 Diperbarui: 6 Juni 2017   22:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Malam di Waktu Tarawih

 

Pemandangan yang cukup kontras terjadi di pinggiran Jakarta Timur malam ini, yaitu adanya gelaran pasar malam yang sangat berdekatan dengan area masjid, di mana sedang berlangsung Shalat tarawih dimalam ke 12. Para pedagang pasar yang hadir dadakan ini mulai menggelar barang dagangannya sejak sekitar jam 5 sore. Magrib menjelang, pasar pun mulai ramai pengunjung, baik yang hanya sekedar melihat-lihat, membeli penganan untuk berbuka puasa, ataupun membeli barang-barang rumah tangga yang di jual murah nan meriah.

 

Jelang isya kembali saya melewati area tersebut, pengunjung "pasar kaget" semakin ramai. Masuk waktu Shalat isya yang akan disambung dengan tarawih keriuhan di sepanjang jalan masih terasa. Tampak anak-anak sedang antri di suatu penjual makanan cepat saji, dan juga tampak orang-orang dewasa lainnya yang berjalan lambat untuk melihat-lihat.

 

Adzan isya berkumandang, pasar semakin riuh rendah. Saat itu pula mulai banyak warga sekitar yang bergerak ke arah masjid yang sudah lengkap dengan perlengkapan Shalat-nya, namun suasana bising pasar tetap terasa. Ah... kontras sekali ya.... ada yang berjalan-jalan menikmati pasar, ada juga yang bergegas ke masjid untuk beribadah.

 

Sepanjang Shalat tarawih suasana ramai yang berasal dari pasar semakin kuat, anak-anak berlarian ke sana ke mari membawa makanan dan minuman yang dibelinya di pasar malam, duduk-duduk di muka masjid sambil menikmati jajanan, hingga mengurangi rasa khidmat saat yang di dalam masjid sedang beribadah.

 

Sepertinya ada yang sedikit keliru saat pasar kaget/pasar malam digelar begitu dekat dengan area masjid di mana ibadah akan segera dilaksanakan. Bagi anak-anak yang seharusnya dapat belajar menunaikan Shalat tarawih yang lebih khusyu, namun justru tergoda untuk pergi bermain-main di area pasar. Bagi orang dewasa yang seharusnya mendapat kesempatan beribadah sebaik dan sebanyak-banyaknya, justru ikut tergoda untuk menikmati pasar malam saja.

 

Semoga paparan sederhana ini dapat menjadi cermin bagi wilayah lainnya yang ingin menggelar suatu keramaian, agar lebih selektif dan lebih tepat lagi dalam pelaksanaan hal-hal seperti ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak saling merugikan ataupun saling ganggu antar satu sama lain, yang berdagang agar bisa berdagang dengan maksimal, banyak pembeli dan banyak keuntungan, dan juga yang beribadah agar dapat menunaikan kewajibannya dengan nyaman.

 

Adalah sangat benar, semuanya kembali pada pribadi masing-masing, jika sudah niat beribadah maka tidak ada suatu apa pun yang dapat mengurungkan niatnya. Tapi sebaliknya, jika sesuatu hal dapat ditempatkan pada posisi masing-masing yang lebih baik, kenapa tidak?

 

(dnu, ditulis sambil ngidam makan kentang teripedes, 6 Juni 2017, 22.24 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun