Hari ini kita telah selesai menunaikan ibadah puasa di hari ke 5 bulan Ramadhan 1438 H. Terdapat satu hal inspiratif akibat saya menonton beberapa tayangan televisi, tentang perlunya kita tetap berbuat baik. Saat ini banyak sekali pemberitaan yang mudah sekali menggiring pemikiran kita kepada hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan nilai-nilai agama. Sebut saja kasus bom yang beberapa waktu lalu terjadi di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Tidak sedikit pendapat aneh yang mengatakan bahwa peristiwa tersebut adalah dalam rangka berjuang di jalan Allah SWT dengan cara menghancurkan diri dan lingkungan sekitar. Ah sungguh tidak benar alasan tersebut.Â
Selain itu, ada juga fenomena gadis manis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu Afi Nihaya Faradisa, ada yang sepaham dengan pendapatnya yang dibagikan melalui beragam tulisannya, namun tidak sedikit pula yang bertentangan dengannya. Jika kita tidak pandai-pandai memilah sajian yang berseliweran di televisi maupun media sosial maka bukan tidak mungkin kita akan mudah terbawa arus yang sebenarnya tidak tepat menurut ajaran agama Islam.
Ah sudahlah, sebenarnya melalui tulisan pendek di Ramadhan ke 5 ini saya hanya ingin menyampaikan pilihlah sikap yang paling baik yang harus selalu kita bawa di mana pun kita berada. Jangan pernah lelah berbuat baik dan menjadi orang baik. Jika kita telah berbuat baik namun tidak diterima oleh orang lain, ya biarkan saja, yang penting kita telah melakukan hal yang baik.Â
Sama halnya dengan kita bersedekah, misalkan kita memberi sejumlah uang kepada kaum dhuafa di bulan Ramadhan di siang hari, jika uang tersebut dipergunakan untuk makan di siang hari sehingga ia dengan sengaja membatalkan puasa yang sebenarnya ia masih sanggup menjalankannya, biarkan saja. Kita telah berusaha melakukan amalan baik dengan berbagi pada sesama, namun jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, biarkan saja. InsyaAllah Allah SWT telah mencatat amal ibadah kita, dan juga sebaliknya.
Tetaplah menjadi orang yang baik, sekalipun berada di lingkungan yang tidak sepaham dengan kita, di dunia nyata maupun dunia maya. Apabila terdapat paham-paham yang bertentangan dengan pemikiran kita, maka sampaikanlah dengan cara yang paling baik, seberapa pun berbedanya. Bukan dengan cemoohan, gunjingan, menyudutkan, menjatuhkan atau cara-cara lainnya. Salah satu cara yang tergolong baik adalah menyampaikan langsung kepada yang bersangkutan tentang keberatannya kita terhadap pendapatnya.
Teruslah berlaku elok dengan menunjukkan sikap-sikap baik yang sebenarnya telah Allah SWT titipkan kepada kita sejak di dalam kandungan ibunda. Bagaimanapun panasnya suasana, tetaplah menjadi pribadi yang baik, yang hanya mau berbuat sesuai tuntunan Al Quran, dan bukan yang lainnya.
Ada orang yang jahat sama kita? Tetaplah menjadi baik. Tunjukkan bahwa kita memang orang baik. Sesuatu yang tidak baik tak semestinya dibalas dengan yang tidak baik juga, tapi balaslah dengan suatu kebaikan.Â
Mengapa ada yang jahat tapi kamu membalasnya dengan kebaikan? KARENA APA?? KARENA KAMU BEDA!!!
(dnu, ditulis sambil sandaran selonjoran batuk-batukan, 31 Mei 2017, 22.14 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H