Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indahnya Menjunjung Tinggi Toleransi di Hari yang Fitri

7 Juli 2016   10:59 Diperbarui: 7 Juli 2016   11:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup dan kehidupan memang kadang terasa lebih indah jika terdiri dari banyak warna dan kita mampu menjaga kecerahan tiap-tiap darinya. Sama halnya dengan sebuah masakan yang akan terasa lebih sedap jika menggunakan campuran beberapa bumbu namun tentunya dengan takaran yang pas.

Begitu juga dengan hari raya Idul Fitri, dua hari ini terasa begitu indah saat menerima ucapan selamat merayakan hari raya dari rekan-rekan yang berbeda agama. Terasa benar sebuah semboyan negara Republik Indonesia yakni Bhinneka Tugal Ika, dimana artinya adalah berbeda-beda namun tetap satu jua.

Agama, kepercayaan ataupun keyakinan adalah suatu prinsip dasar bagi setiap individu. Ada sebuah hak yakni asasi yang berdiri kuat sebagai dasar dari pemilihan prinsip hidup tersebut. Namun sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak dapat memilih hidup untuk berada di lingkungan yang benar-benar kita kehendaki. Ada saja dinamika warna yang telah Tuhan pilihkan untuk perjalanan hidup umatnya.

Hidup dan beraktifitas diantara pemeluk agama yang berbeda adalah salah satu contoh suatu warna hidup yang indah jika kita mampu menjaganya. Dengan berhubungan baik, saling menjaga toleransi beragama, saling menghargai dan lain-lain adalah paparan klasik yang sebenarnya sangat berarti bagi hidup dan kehidupan kita.

Adalah salah satu contoh nyata yang pernah saya lihat tentang bahagianya umat non muslim saat hari raya Idul Fitri tiba. Adanya tradisi memasak opor ayam, rendang daging, kentang goreng ati dan makanan khas lainnya, mereka ikut menikmati dari pemberian tetangga rumahnya yang merupakan seorang muslim. Semua terbawa euforianya, semua terbawa suasananya.

Sebagai umat yang merayakan Idul Fitri saya juga merasakan kebahagiaan yang berbeda. Setelah hampir dua hari ini terus menerus menerima ucapan selamat hari raya yang tidak hanya dari sesama muslim, tapi juga dari mereka yang berbeda agama dengan saya.

Ada rasa yang tak biasa, bahagia yang tak biasa dan cinta kasih yang sungguh tak biasa. Walaupun mungkin bagi sebagian orang hal ini sangat biasa, tapi jika ditelaah lebih dalam sebenarnya ada sebuah makna yakni tentang indahnya hidup berdampingan, terlebih jika kita mampu merawatnya.

Di hari yang fitri ini kita semua kembali pada kesucian. Hendaknya bisa kita mulai dari titik terendah untuk mencapai puncak yang tinggi dalam hidup beragama dan menjaga toleransinya.

Happy Ied Mubarak!

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin ^^

(dnu, ditulis sambil nungguin anak start tidur sampai menuju pulasss...., 6 Juli 2016, 21.53 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun