Hidup dan kehidupan memang kadang terasa lebih indah jika terdiri dari banyak warna dan kita mampu menjaga kecerahan tiap-tiap darinya. Sama halnya dengan sebuah masakan yang akan terasa lebih sedap jika menggunakan campuran beberapa bumbu namun tentunya dengan takaran yang pas.
Begitu juga dengan hari raya Idul Fitri, dua hari ini terasa begitu indah saat menerima ucapan selamat merayakan hari raya dari rekan-rekan yang berbeda agama. Terasa benar sebuah semboyan negara Republik Indonesia yakni Bhinneka Tugal Ika, dimana artinya adalah berbeda-beda namun tetap satu jua.
Agama, kepercayaan ataupun keyakinan adalah suatu prinsip dasar bagi setiap individu. Ada sebuah hak yakni asasi yang berdiri kuat sebagai dasar dari pemilihan prinsip hidup tersebut. Namun sebagai makhluk sosial tentunya kita tidak dapat memilih hidup untuk berada di lingkungan yang benar-benar kita kehendaki. Ada saja dinamika warna yang telah Tuhan pilihkan untuk perjalanan hidup umatnya.
Hidup dan beraktifitas diantara pemeluk agama yang berbeda adalah salah satu contoh suatu warna hidup yang indah jika kita mampu menjaganya. Dengan berhubungan baik, saling menjaga toleransi beragama, saling menghargai dan lain-lain adalah paparan klasik yang sebenarnya sangat berarti bagi hidup dan kehidupan kita.
Adalah salah satu contoh nyata yang pernah saya lihat tentang bahagianya umat non muslim saat hari raya Idul Fitri tiba. Adanya tradisi memasak opor ayam, rendang daging, kentang goreng ati dan makanan khas lainnya, mereka ikut menikmati dari pemberian tetangga rumahnya yang merupakan seorang muslim. Semua terbawa euforianya, semua terbawa suasananya.
Sebagai umat yang merayakan Idul Fitri saya juga merasakan kebahagiaan yang berbeda. Setelah hampir dua hari ini terus menerus menerima ucapan selamat hari raya yang tidak hanya dari sesama muslim, tapi juga dari mereka yang berbeda agama dengan saya.
Ada rasa yang tak biasa, bahagia yang tak biasa dan cinta kasih yang sungguh tak biasa. Walaupun mungkin bagi sebagian orang hal ini sangat biasa, tapi jika ditelaah lebih dalam sebenarnya ada sebuah makna yakni tentang indahnya hidup berdampingan, terlebih jika kita mampu merawatnya.
Di hari yang fitri ini kita semua kembali pada kesucian. Hendaknya bisa kita mulai dari titik terendah untuk mencapai puncak yang tinggi dalam hidup beragama dan menjaga toleransinya.
Happy Ied Mubarak!
Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin ^^
(dnu, ditulis sambil nungguin anak start tidur sampai menuju pulasss...., 6 Juli 2016, 21.53 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H