Tubuhnya tidak bergerak! Pandangan mata terus kearah yang sama. Bagaimana dengan kesehatan matanya? Pernah terfikirkan kah? Ini bukan hal sepele yang bisa diabaikan begitu saja.
Ketika kebiasaan untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya di sekitar rumah telah tiada akibat direnggut oleh pesona seonggok gadget, ancaman berikutnya ialah kesehatan anak itu sendiri.
Anak menjadi tidak kenal apalagi akrab dengan tetangga sekampung! Jangankan sekampung tetangga seusianya yang ada di sebelah rumahpun luput dari jangkauan. Tak lagi ada budaya main sepeda bersama. Apalagi beribadah bersama yang beberapa bacaan dalam kitab suci kini sudah beralih ke era digital, sehingga bagi sebagian orang tua merasa tak perlu lagi memberangkatkan anaknya mengaji, karena sudah bisa belajar di rumah dengan gadgetnya sendiri. Glek! Era yang edan!
Masih banyak orang tua yang nampaknya merasa menemukan senjata baru untuk membuat balitanya anteng dengan cara disetelkan sebuah video melalui gadget. Lalu sang orang tua pun meneruskan kegiatan ini hingga terbentuk menjadi sebuah kebiasaan. Hingga setiap hari sang anak yang sedang menangis bisa tiba-tiba diam jika diberikan gadget atau ditontonkan sebuah video melalui gadget.
Pembatasan atas penggunaan gadget bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan hendaknya perlu segera dilakukan oleh para ayah bunda masa kini. Jangan malah merasa para orang tua menjadi punya "me time" dengan menggelontorkan gadget dengan teknologi tercanggih untuk buah hatinya, agar anak-anak tersebut larut dalam buaian teknologi. Lalu orang tuanya menjadi tenang aman nyaman karena istirahat ataupun aktifitasnya tak ada yang mengganggu.
Kalau sudah begini siapa yang edan? Zaman? Gadget? Atau malah orang tua sendiri?
Marilah kita mengoreksi diri masing-masing.
Entah efek negatif apa saja yang akan dialami anak-anak usia dini yang hari-harinya begitu akrab dengan gadget.
Sudah merasa asyik dengan dunianya sendiri sehingga menjadi tak peduli dengan lingkungan sekitar? Bisa jadi.
Motorik kasarnya tidak terlatih? Tentu saja.
Tidak mudah bersosialisasi dengan teman sebayanya? Mungkin saja.
Kesehatan mata terancam? Bukan tidak mungkin.
Mudah terserang sakit leher karena melihat gadget terus? Bisa saja.
Kembangkan lagi kekhawatiran para orang tua, ya kalau hanya mengutak-atik games saja, kalau sudah coba-coba berselancar di internet?? Orang tuanya lupa menonaktifkan jaringan internetnya?? Apakabar dunia?!!!
Satu lagi, kalau games yang dimainkan hanya seputar peperangan, balapan atau aktifitas perkebunan mungkin masih oke. Bagaimana kalau merambah ke jenis games lainnya yang hanya boleh dimainkan orang dewasa??
Waspadalah!