Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Anda Sportif? Andalah Sang Pemenang!

19 Oktober 2015   14:25 Diperbarui: 19 Oktober 2015   14:26 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencuplik segambreng pengalaman dalam rangkaian acara Pekan Olahraga dan Seni Astra 2015, yang diselenggarakan oleh PT Astra International untuk seluruh anak perusahaannya yakni Astra Group pada Jumat – Minggu (16 – 18/10) lalu, kini saya memiliki pelajaran berharga yang ingin saya bagikan.

 

Kedengarannya sederhana, hanya sebuah kata “sportifitas”. Tapi tahukah Anda seberapa besar makna kata tersebut? Bagi saya, sangat besar sekali.

 

Dalam hidup dan kehidupan tentu kita mengalami hal-hal yang tidak selalu menyenangkan. Baik itu memang hal yang terrencana, artinya kita tahu memang akan terjadi hal yang tidak mengenakkan tapi kita tidak bisa menghindarinya. Atau kejadian yang diluar kuasa kita dan kita tidak mungkin menghindarinya.

 

Jika sudah terjadi hal yang sepert itu tentu keadaan hati di dalam dada ini hancur lebuh berkeping-keping sakit tak terkira tak dinyana tak ada obat pun pembalut luka dan kecewa.

 

Dalam keadaan yang paling sakit sekalipun, sebagai manusia normal yang penuh dengan tipu daya, kita selalu ingin tetap tampil baik bukan? Tampil gagah, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tapi yang sesungguhnya? Sakit dan sedih bukan? Dalam keadaan yang seperti ini bukan tidak mungkin umpatan demi umpatan keluar dengan bebasnya dari dalam hati. Nah, mengumpat itu perbuatan yang terpuji bukan ya? Sebuah perbuatan pemberani atau pecundang?

 

Disinilah dibutuhkan sikap yang pemberani atu gentle untuk menghadapi semuanya. Dalam sebuah pertandingan misalnya, jika kita berada di pihak yang kalah maka terima saja, tanpa perlu mencari-cari kesalahan lawan dan berusaha menjatuhkannya. Sportif saja. Terima kekalahan dengan besar hati. Bukankah jika kita ingin menaiki anak tangga kita tidak boleh menempuh cara dengan menginjak teman yang lainnya?

 

Yang ke dua, masih dalam sebuah pertandingan, dimana pasti ada yang menang dan kalah. Menjadi pribadi yang berani mengakui kekalahan diri dan kemenangan orang lain tentu akan lebih membahagiakan. Ikut bersorak untuk kemenangan orang lain juga amat menyenangkan. Memberikan ucapan selamat atas keberhasilan lawan dan kesuksesan orang lain merupakan tindakan yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa Anda adalah seseorang yang luar biasa dengan kemenangan sejati dengan telah beraninya menerima kekalahan diri dan kemenangan orang lain tanpa umpatan.

 

Rasakan betapa besar diri Anda saat Anda mampu menjabat tangan lawan yang berhasil mengalahkan Anda. Dengan demikian Anda juga layak dikatakan sebagai pemenang. Yakni pemenang atas keberhasilan diri untuk berani berbesar hati.

 

Apakah Anda sering melihat perilaku supporter sebuah cabang olahraga yang merusak dan melakukan tindakan anarkis, yang diakibatkan kelompok yang didukungnya tidak memenangkan pertandingan? Apakah ini sebuah sportifitas? Bukan sama sekali. Apakah ini sebuah pecundang dan berhati kerdil? Benar sekali.

 

Mengakui keberhasilan teman di lingkungan pekerjaan juga erat kaitannya dengan pembahasan ini. Anda tidak perlu menduga-duga dengan hal yang aneh-aneh atas keberhasilan teman Anda, namun yang perlu Anda lakukan hanyalah melihat ke dalam diri sendiri. Apakah yang Anda lakukan selama ini sudah baik dan memenuhi kriteria untuk mencapai keberhasilan? Jika belum, penuhilah. Jika sudah namun belum berhasil maka berarti ada yang kurang dari diri Anda. Jika sudah begini yang perlu dilakukan sekali lagi hanya menjunjung tinggi sportifitas yang tanpa batas.

 

(dnu, ditulis sambil menikmati makan siang yang seadanya di tempat yang sedernaha didukung angin yang sekenanya karena harta dikantong tinggal secukupnya, 19 Oktober 2015, 12.15 WIB)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun