Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kecewa Sama Hotel Bintang 5 Premier B***O - Padang

27 Juli 2015   07:05 Diperbarui: 27 Juli 2015   08:59 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat akan menuju mall yang menjadi satu dengan gedung Hotel ini untuk berjalan-jalan di malam hari saya sempatkan mampir ke reception Hotel untuk menyampaikan tentang ketidak adaan handuk di kamar saya.

Ini redaksional pembicaraan saya dengan reception Hotel :

Saya : Malam Mbak, saya Dewi dari kamar xxx

Mbak Cantik Jelita sang Reception : Malam Bu Dewi, ada yang bisa saya bantu?

Saya : Saya Cuma mau bilang, di kamar saya ngga ada handuk lho mbak, keset juga ngga ada. Jadi tadi saya mandi tanpa mengeringkan badan dengan handuk. Dan lantai kamar mandi saya juga becek air dimana-mana karena kesetnya ngga ada….

Mbak Cantik Jelita sang Reception : Oh bla… bla… blaa…. endebrah… endebraahh….. maaf ya bu…

Dua hal yang saya tidak mengerti disini. Satu; saya tidak tahu mbak cantik itu ngomong apa! Cuma denger “Oh” dan “Maaf ya Bu” saja. Selebihnya hanya alam semesta yang tahu! Pronounciationnya tak jelas blas! Dua; kok bisa ya memberikan penjelasan kepada tamu dengan amat santai tanpa pasang muka iba. Wajahnya standar aja saat bicara, seakan hal-hal semacam ini sudah biasa terjadi. Pura-pura iba gitu kan bisa biar tamunya merasa ada yang berempati kepadanya hahaha….

Usai acara pengaduan di meja reception selesai saya bergegas menuju mall untuk makan malam. Dan ketika kembali ke kamar saya harap-harap cemas apakah ada yang mengantarkan handuk sementara saya tidak ada di kamar. Atau bisa jadi handuknya sudah di kamar dengan cara room service masuk ke kamar dengan kunci lainnya tanpa sepengetahuan penghuninya. Nah bayangan ke dua ini yang saya lagi-lagi tak setuju.

Ternyata benar saja, begitu masuk kamar saya mendapati lipatan handuk putih sudah nangkring manis diatas kasur. Oke, petugas masuk tanpa saya tahu. Huhuhu…. lagi-lagi saya ndak sukkaaa…. this is my room, my private also, so you can call me before you came in :(

Kalau memang dunia perhotelan tak memiliki standar agar pegawainya menelepon penghuni kamar terlebih dahulu sebelum memutuskan masuk ke dalam kamarnya, kali ini saya boleh kasih saran ya bahwa sebaiknya tunggu sampai penghuni kamar membukakan pintu, atau telepon terlebih dahulu dan tunggu sampai ada yang angkat.

Kalau dalam waktu yang cukup lama tidak ada jawaban dari dalam kamar dan dicurigai telah terjadi sesuatu maka keputusan masuk ke dalam kamar dengan menggunakan kunci duplikat baru bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun