Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Acungan Pisau dan Tamparan di Akhir Ramadhan dari Ayah dan Ibu

18 Juli 2015   08:17 Diperbarui: 18 Juli 2015   09:14 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah ini adalah anugerah tersendiri memiliki anak-anak yang sehat jasmaninya? Kalau sudah begini, jangan lagi sakiti psikisnya.

Masih banyak cara memarahi atau memberitahu anak yang lebih elegan. Misalnya dengan diajak bicara baik-baik, katakan bahwa ini ditempat umum sehingga ada tata krama yang harus lebih dijaga. Atau dengan mengatakan bahwa anak baik adalah anak yang menjaga sopan santun dimanapun berada, dan ini di resto yang tentu banyak orang sehingga tidak ada alasan untuk berbuat yang tidak sopan.

Dan masih banyak cara-cara lainnya yang tentu seorang ayah dan ibu tahu benar bagaimana menghadapi buah hatinya masing-masing. Yang pasti bukan dengan tamparan dan acungan sebilah pisau.

Ketika ibunya semakin berteriak, saya perhatikan anak-anaknya semakin menjadi-jadi dan nyaris tak mendengarkan ocehan sang ibu. Saat ayah datang dengan muka marah, anaknya pun semakin cuek dan asyik dengan pertikaiannya.

Saya kira hanya saya yang memperhatikan kejadian di meja tersebut, ternyata pengunjung yang lainpun demikian adanya.

Agak kurang habis pikir, ini bulan baik, besoknya mau meraih kemenangan di hari lebaran, maghrib-maghrib pulak, eh kok ada orang tua yang galak tak terkira di depan mata.

Untuk semua ayah ibu yang pernah marah kepada anaknya dengan melampaui batas, saya cuma mau bilang ; boleh marah, tapi tetap harus diingat bahwa ada hati kecil yang harus dijaga.

(dnu, ditulis sambil ngemil semangkok bakso dan setoples nastar ditemani sejumput onde-onde :p, 17 Julii 2015, 15.30 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun