Lelaki luar biasa yang saya temukan di dunia maya.
Kurang lebih 9 tahun lalu cerita bermula.
Demam friendster yang saat itu semua muda mudi menggandrung.
Termasuk kami yang merasa, ini adalah ajang persahabatan yang tak terbendung.
Menjadi teman dengan awal mula undangan saya.
Dalam rangka mencapai target gengsi dengan banyaknya teman indikasi sebagai pengguna friendster yang hebat.
Kenal maupun tidak, semua menjadi korban undangan. Termasuk laki-laki super sabar yang kini selalu ada di samping saya.
Pertemanan lambat laun berubah menjadi kiriman pesan rahasia di menu inbox.
Tegur sapa terencana telah berjalan menjadi biasa.
Namun berubah menjadi rasa yang luar biasa bila sapaan tak kunjung ada.
Dua buah buku bacaan menjadi korban alibi kopi darat pertama.
Karena menu hobi di Friendster sama-sama dituliskan "gemar membaca".
Tukar baca bukulah yang sukses menjadi senjata utamanya.
Tukar buku sukses digelar, lalu buka puasa bersama menjadi alat berikutnya yang disambar.
Sejak saat itu persahabatan terus terjalin dengan satu mimpi indah bersama, yakni menyimpan buku yang kita saling tukar, di satu lemari yang sama, dan lemari itu ada di dalam kamar yang sama. Kamar kita.
Persahabatan berjalan tidak lepas dari kehadiran kerikil di sepanjang tapakan.
Hingga kini, berbagai warna gelap dan terang terus berganti untuk rona keindahan.
Dia selalu ada untuk saya.
Kapanpun dan dimana pun.
Seorang penyabar yang tidak ada tandingannya.
Seorang penahan rasa yang tidak ada lawannya.