Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marshanda Lepas Hijab, Hak Asasi 'kan?

31 Juli 2014   13:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:47 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat siap dibully oleh siapapun yang membaca artikel ini. Bahkan sejak menuliskan huruf pertama pada bagian judul diatas.
Ini merupakan antisipasi mental jika ada yang tidak sependapat dengan saya. Tapi kalau tidak salah, bukankah seluruh Warga Negara Indonesia dilindungi oleh pasal kebebasan untuk menyampaikan pendapat? :D
Perkara Video "Letter To God"-nya Marshanda yang kabarnya diunggah sendiri oleh artis muda berbakat ini, memang banyak menyedot perhatian para penikmat dunia hiburan televisi.
Kurang lebih 5 kali saya putar ulang video tersebut dan saya perhatikan dengan seksama. Secara keseluruhan video itu sangat bagus. Visualisasi yang sarat makna, jelas akan tema yang diusungnya, hingga balutan musik instrumental yang semakin menyempurnakan satu kesatuan curhatnya Marshanda.
Caca, begitu ia akrab disapa, dalam video yang berdurasi kurang lebih 3 menit 21 detik itu ia manfaatkan untuk menumpahkan semua keluh kesah yang terjadi dalam hidupnya.
Tanpa air mata, ia berbicara kepada alam semesta tentang kesedihan teramat sangat yang telah dirasa sekian lama.
Jelas memang dalam visualisasi tersebut Ibu dari Sienna ini hanya mengenakan gaun panjang berlengan pendek, tanpa hijab cantik berwarna warni seperti yang sebelumnya selalu ia kenakan.
Entah alasan macam apa yang berhasil menarik seluruh isi hati dan kepala Caca, sehingga ia nekat tampil beda dalam video tersebut. Penampilan yang sudah pasti akan melahirkan kecaman disana sini.
Apakah karena masalah dengan Ben Kasyafani yang sedang ia hadapi saat ini? Atau ada masalah lainnya?
Jutaan jiwa penggemar Marshanda pasti kecewa dengan kejadian ini. Saya adalah salah satu dari jutaan itu. Tapi entah kenapa ya, saya tidak terlampau kecewa dengan sikap idola saya ini.
Saya sangat berusaha memahami kehidupan orang lain. Dimana kita tidak akan pernah tau perang batin seperti apa yang sedang mereka alami, sehingga banyak hal-hal aneh nan mengejutkan yang tiba-tiba mereka lakukan.
Termasuk pemeran Lala dalam siteron Bidadari ini. Pasti ia memiliki masalah tertentu yang mengakibatkan jiwanya goyah, sehingga terjadilah hal-hal yang tidak semestinya ia lakukan.
Bukan karena saya terlalu cinta Caca, tapi karena saya amat menjunjung tinggi hak hidup tiap-tiap individu. Bagi saya, setiap orang berhak hidup dengan gayanya masing-masing.
Terserah apa yang mau mereka lakukan, selama tidak merugikan orang lain menurut saya tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Marshanda lepas hijab, dan ini adalah hak hidupnya. Bagaimana dengan pertanggungjawaban secara agama yang terkesan ia mempermainkan busana muslimah? Itu urusan dia. Dia yang akan mempertanggungjawabkannya sendiri.
Apa yang boleh kita lakukan sebagai penonton kehidupan orang lain, dalam hal ini Marshanda? Pertama, mendoakannya agar kembali ke jalan yang benar. Ke dua, tidak mengecamnya. Kembalikan seluruh hak asasinya untuk menghiasi seluruh hidup dan kehidupannya.
Tidak perlu mengecam dengan memberikan pernyataan yang pedas, dimana hanya akan memperkeruh suasana. Tapi cukup doakan saja, agar segera kembali memperoleh hidayah dari Allah SWT.
Toh umpatan beranekan macam dengan nada tinggi maupun rendah tidak dapat menyelesaikan masalah yang dialami artis cantik ini. Cibiran dan sejesinya malah justru ampuh untuk membuat Marshanda lebih stress dan akan semakin jauh dari Allah SWT.
Apakah itu yang kita harapkan? Saya sih tidak.
Biarkan ia menelaah masalahnya sambil mencari jalan keluar terbaiknya.
Kita sebagai penggemar dan penikmat seni, sudah sepatutnya memanjatkan doa yang terbaik untuk Marshanda. Agar masalahnya cepat selesai dan menemui pemecahan yang terbaik. Dan Ibu satu putri ini kembali mempercantik diri dengan juluran hijabnya yang berwarna warni.
Sekali lagi, jangan ragukan kekuatan doa. Dan juga, biarkan setiap orang hidup dengan gayanya masing-masing.
Mungkin ada sih yang berdoa tapi sambil mengumpat, mengecam dan marah-marah. Nah kalau yang seperti ini elok atau tidak ya?
(dnu, ditulis sambil makan rengginang, 30 Juli 2014, 09.57)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun