Tapi jangan salah, ditengah hilir mudik cerita ART yang mendapatkan perilaku tidak manusiawi dari majikannya, masih banyak majikan lainnya yang sangat bertanggungjawab. Seluruh kebutuhan hidup ART-nya benar-benar diperhatikan. Mulai dari penyediaan kamar tidur yang baik, bahkan ada yang dilengkapi TV dan AC. Kesehatannya diperhatikan, disediakan vitamin, diberikan hari cuti, dan kelebihan-kelebihan lainnya yang bisa dibilang ini sama dengan memperlakukan kerabat sendiri.
Tapi kembali lagi pada kenyataan yang terjadi. Sebaik apapun keluarga majikan tetap saja ada yang kurang beruntung dengan mendapatkan ART yang tidak ideal. Sehingga keluarlah keputusan untuk memulangkan ART ke kampung halamannya atau di kembalikan kepada penyalurnya.
Demikian pula sebaliknya, sebaik apapun ART tetap saja ada rasa yang membuatnya tidak cocok dengan majikannya. Dan hal inilah yang menjadi salah satu alasan bagi ART yang mudik saat lebaran lalu memutuskan untuk tidak kembali lagi. Karena setiap orang memiliki rencana hidup masing-masing, dan kualitas hidup yang baik adalah dambaan setiap insan.
Suatu keluarga yang suami istrinya sama-sama bekerja tentu memiliki tujuan mulia yakni mencari nafkah untuk menyejahterakan keluarganya. Begitu juga dengan orang lain yang ingin berpenghasilan baik dan mendapat pengakuan yang lebih baik dari lingkungan sekitarnya.
Tapi dibalik itu semua lihat kenyataan lainnya yang juga terjadi saat ini, beberapa Ibu yang tidak bekerja atau tidak memiliki aktivitas lain selain mengurus rumah tangga, tetap membutuhkan pendampingan seorang ART.
Fenomena ART akan menjadi cerita bersambung yang entah memiliki akhir atau tidak :)
(dnu, ditulis sambil dipijit refleksi, 3 Agustus 2014, 13.51)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H