Best Friend Forever
Semakin tumbuh besar kamu akan semakin mengerti arti sebuah kehidupan.
Bagaimana menyikapi sesuatu yang menyenangkan dan bagaimana menyikapi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Seiring dengan berjalannya waktu keberadaanmu semakin memikat hatiku.
Kita menjadi teman sehidup semati dengan tampilan gaya kita sendiri-sendiri.
Aku mengerti kamu dan kamupun sangat mengerti aku.
Aku kian khawatir dengan besarnya energi kehidupanmu yang begitu antusias dengan cerita-cerita barumu.
Mulai dari kisah sekolahmu, teman-teman barumu, cerita sayang guru kelasmu hingga paparan menarik saat kau berangkat dan pulang sekolah yang tanpa ada aku disitu.
Hari-hari belajarmu yang selalu penuh suka cita, tertawa bahagia, berlari, berputar dan menari, apakah kian membulatkan hatimu bahwa hanya ada aku diusainya matahari yang telah pergi?
Aku selalu ada disini, di hatimu, di harimu dan di setiap waktumu.
Rinduku, aku akan tetap menjadi pelayan setiamu. Akan tetap menjadi teman terbaikmu. Akan tetap menjadi tiang peganganmu, saat kau terluka, lemah dan nyaris terjatuh.
Akulah yang akan menjadi orang pertama membasuh lukamu.
Akulah orang pertama yang akan memberikan bahuku untuk sandaranmu.
Akulah orang pertama yang akan menjadi tempat tumpahan semua keluh kesahmu.
Walaupun aku tak selalu menjadi yang pertama saat pagimu tiba dan membuka mata.
Walaupun begitu, aku tetap mencintaimu dengan seluruh aku.
Rinduku, aku akan selalu menjadi teman terbaikmu, selamanya.
(dnu, iseng nulis ternyata mendadak melow, 21 September 2014, 18.31)
[caption id="attachment_324997" align="aligncenter" width="576" caption="Aku dan Putriku"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H