Air Mata Risna dari Bulukumba
Ini kisah tentang Risna, gadis desa 22 tahun dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang dengan segenap ketegaran hatinya datang memenuhi undangan resepsi pernikahan mantan kekasihnya.
Adalah Rais, pria 25 tahun yang juga berasal dari Bulukumba yang menggelar pesta resepsi pernikahannya dengan sang istri pada Sabtu (18/10) lalu.
Mengutip berita yang beredar diberbagai media online, Risna yang kala itu hadir hanya ditemani oleh kekuatan hati yang mungkin hancur berkeping-keping, masih mampu melangkahkan kakinya hingga sampai di singgasana pelaminan. Menatap kedua mempelai, dimana pengantin pria adalah mantan kekasihnya yang pernah mengarungi hari-hari bersama selama kurang lebih 7 tahun, kini bersanding dengan perempuan lain yang telah sah menjadi istrinya.
Dengan penuh isak tangis Risna naik ke atas penggung pelaminan, seketika memberikan selamat kepada mempelai pria dan langsung saja tanpa bisa mengendalikan emosi hatinya yang membuncah, Risna lantas memeluk Rais, mantan kekasih yang kini telah menjadi suami orang. Rais pun membalasnya dengan pelukan hangat yang mungkin ini adalah untuk terakhir kalinya.
Lagi-lagi mensarikan dari berbagi media online yang saya baca, tragedi mengharukan tersebut terjadi di tengah-tengah ruang pesta, disamping mempelai wanita, dihadapan orang tua pengantin serta disaksikan oleh para undangan yang hadir saat itu. Rasa haru yang amat sangat tak hanya dirasakan Risna, tetapi juga oleh Rais, istri Rais dan orang tua pengantin. Bahkan tamu undangan pun ada yang sampai menitikkan air mata.
Risna dan Rais telah menjalin kasih sejak tahun 7 tahun silam, dan sebelumnya Rais pernah melamar Risna namun ditolak keluarganya dengan suatu alasan.
Ketegaran hati Risna untuk bisa melangkankan kakinya menuju perhelatan akbar Rais, hingga naik ke atas pelaminan menunjukkan betapa sesungguhnya seorang wanita memiliki hati yang begitu kuat, yang tak bisa dilihat oleh siapapun.
Menangis memang kadang dijadikan tolok ukur oleh beberapa pria, bahwa wanita adalah makhluk lemah yang tidak bisa mengendalikan emosinya hingga pecah tangis adalah senjatanya. Tapi dibalik itu semua perlu diketahui oleh seluruh pria yang ada di dunia, bahwa air mata adalah ungkapan rasa dan biasan emosi yang telah tak bisa ia tutupi lagi. Namun sesungguhnya dalam hati rapuh seorang wanita, terselip kekuatan batin yang luar biasa, serta kokoh dan tegar namun dibalut dengan tampilan lahiriah yang lemah, tampak kurang daya.
Menangis adalah perwujudan emosi dari seseorang. Bisa emosi bahagia, bisa sebaliknya yakni tidak bahagia. Namun dalam kasus ini, melihat orang terkasihnya menikah dengan wanita lainnya, air mata yang keluar adalah air mata bahagia yang menyedihkan bagi Risna.
Namun sekali lagi, kemampuan seorang wanita menutupi apa yang sesungguhnya ia rasakan adalah kecanggihan yang telah Tuhan anugerahkan bagi setiap kaum hawa. Mampu menutupinya, menahannya, hingga memperlihatkan kepada dunia luar bahwa ia baik-baik saja. Tapi sekali lagi, walaupun hanya tampak.
Isak tangis yang akhirnya pecah juga dipelukan mantan kekasih adalah wujud cinta yang terlalu dalam dari seorang Risna. Namun saat berangkat dari rumahnya, meniti langkah demi langkah hingga akhirnya tiba di arena penuh kegaduhan hati, adalah bukti nyata bahwa wanita, khususnya Risna kuat melakoni ini semua. Dan ia ingin menunjukkan kepada semua bahwa saya baik-baik saja.
Lalu bagaimana dengan air mata yang akhirnya tumpah juga dari dua bola mata bening seorang wanita? Semua itu adalah butir-butir cinta atas kasih yang tak bisa lagi dituliskan dengan kata-kata, diucapkan dengan berbagai kamus cerita atau dilakukan dengan berbagai tingkah asmara, namun hanya mampu ditampakkan melalui butiran air mata.
Risna dan seluruh wanita yang ada di dunia, sesungguhnya adalah makhluk lemah lembut nan tegar dengan balutan kesahajaan, namun tampak diluar sebagai bidadari cantik yang penuh dengan kelemahan.
(dnu, ditulis penuh haru sambil mikirin Risna di Bulukumba, 19 Oktober 2014, 19.45)
[caption id="attachment_330016" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : www.yahoo.com"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H