Bogor, 28 Februari 2022 - Body shaming memang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat. Sampai saat ini kasus body shaming banyak terjadi di kehidupan bermasyarakat dan sosial media khususnya di kalangan Gen Z.
Body shaming ini juga termasuk kedalam bullying dalam bentuk verbal yang mana tindakan tersebut dilakukan oleh individu untuk mengomentari, menyerang, mengkritik, atau menjelekkan fisik seseorang baik secara sengaja maupun tidak.Â
Menurut seseorang yang melakukan body shaming tindakannya tersebut hanya dianggap bercandaan, tak heran hal itu menjadi hal yang biasa dan di sepelekan. Pada dasarnya tindakan body shame dapat menimbulkan banyak korban.
Saat ini orang-orang membuat standar yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam berpenampilan khususnya bagi perempuan. sehingga Body shaming ini sulit dihindari, bahkan ekspektasi sosial tentang kecantikan perempuan cenderung berlebihan.Â
Berdasarkan fakta, lebih dari separuh wanita Indonesia atau sekitar 62,2 persen mengaku pernah menjadi korban body shaming selama hidupnya. kalangan milenial dan Gen Z cenderung lebih banyak mengalami body shaming yang Angkanya mencapai sebesar 67,8 persen dan 62,2 persen.Â
Hal ini disebabkan bahwa perempuan memiliki standar penampilan yang cukup rumit dan budaya patriarki yang menuntut perempuan harus tampil sempurna khususnya di hadapan laki-laki.
Salah satu narasumber berbagi pengalamannya mengenai body shaming yang ia dapatkan "Aku sering banget dapet kata-kata, kamu lagi diet ya? Ayo dong gemukin dikit jangan kecil-kecil banget, muka kamu juga jerawatan tuh" tutur Tharisa.
Kata-kata tersebut merupakan hal yang paling sering menjadi sasaran seseorang untuk melakukan body shame. sehingga memunculkan stereotip perempuan harus bertubuh langsing, tinggi, mukanya bebas jerawat, dan berkulit putih, sedangkan laki-laki cenderung jarang mendapat tuntutan.
Seharusnya di zaman yang sudah maju ini perempuan maupun laki-laki perlu memahami citra tubuh untuk melepaskan diri dari berbagai stereotip masyarakat. Terutama body shame tersebut juga berada di lingkungan terdekat kita seperti lingkungan pertemanan dan lingkungan keluarga.
Tentu saja tindakan body shaming dari lingkungan terdekat menimbulkan rasa kecewa, marah, dan sedih. Namun pada kenyataannya orang yang melakukan body shame terkadang tidak menunjukkan rasa bersalah bahkan jika orang yang ia kritik menunjukkan reaksi keberatan, mereka menganggap terlalu dibawa perasaan.