Tengah ramai perbincangan membahas mengenai fenomena habisnya stok oralit di suatu apotik, saat seorang bapak ingin membeli oralit untuk anaknya. Beredar kabar bahwa oralit dapat menambah kadar cairan dalam tubuh, terutama saat sedang menjalankan ibadah puasa. Mencegah dehidrasi dan membuat agar tidak lemas saat siang hari katanya. Benarkah itu?
Oralit atau oral rehydration salts (ORS) adalah salah satu jenis obat yang memiliki kandungan  garam(elektrolit) dan karbohidrat (dalam bentuk gula) dengan takaran yang telah disesuaikan dengah kebutuhan tubuh
Dijelaskan oleh dokte spesialis penyakit dalam dan kementrian kesehatan (Kemenkes) bahwa oralit bukan solusi mencegah dehidrasi selama puasa ramadhan. (sumber: kompas.com)
Sejatinya oralit merupakan obat, bukan vitamin ataupun pil penambah asupan gizi bagi tubuh. Oralit diperuntukkan bagi mereka yang sedang kekurangan cairan dalam tubuh, dalam hal ini dimaksudkan  untuk menggantikan garam dan mineral yang hilang saat dehidrasi bagi orang yang sedang mengalami sakit berupa muntaber atau diare.
Memang oralit difokuskan untuk menambah cairan tubuh, tapi bukan berarti efektif membuat kita tidak haus dan lemas. Penggunaan oralit bagi orang yang sedang tidak ada masalah dalam tubuhnya justru akan memberikan efek samping yang buruk jika berkelanjutan. Efek samping paling ringan bagi mereka (tubuh normal) yang mengonsumsi oralit ialah menyebabkan mual dan muntah. Sedangkan efek serius berupa pusing, tubuh lemas, pembengkakan pada kaki atau tangan, perubahan mood secara tiba-tiba.
Terkait dengan mengkonsumsi oralit saat sahur , memberikan hasil yang berbeda-beda. Kondisi penyerapan lambung dalam tubuh manusia itu berbeda-beda, termasuk kondisi cuaca dan aktivitas yang dilakukan tiap orangnya. Jika tubuh masih terhidrasi dengan baik dipaksa mengkonsumsi oralit justru akan menyebabkan kelebihan kadar air dalam darah. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan.
Dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Ari Fahrial Syam menjelaskan, oralit tidak diperuntukkan mencegah dehidrasi selama menjalankan puasa Ramadhan. (sumber: kompas.com)
Seyogyanya, cairan yang dibutuhkan tubuh ialah air dengan kandungan mineral yang diperlukan oleh tubuh.  Namun ketika berpuasa, waktu untuk memenuhi asupan cairan seperti hari biasa berkurang. Hal ini tentu bisa  diatasi tanpa harus menggunakan jalan pintas yang salah. Tubuh memerlukan sedikitnya delapan gelas air putih dalam sehari, kita dapat membaginya saat bulan puasa yakni empat gelas saat sahur dan empat gelas setelah berbuka.
Jika cara ini rutin dilakukan, batas minimal cairan yang masuk dalam tubuh sudah terpenuhi. Terkait lemas, haus, dan lapar sudah memang seharusnya kita rasakan. Sebab memang itu yang dimaksudkan ketika kita berpuasa, menahan nafsu salah satunya nafsu makan, bukan? Saya rasa jika kita benar-benar niat dan ikhlas saat menjalani puasa, insyaallah akan dilancarkan puasa kita hingga akhir nanti.
Selamat berpuasa, semoga ibadah puasa kita senantiasa diterima oleh Allah swt.
Aamiin ..