Mohon tunggu...
dewi meida
dewi meida Mohon Tunggu... -

jangan selalu membenarkan kebiasaan tapi biasakanlah kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tinta Kelingking Pertamaku

22 Agustus 2014   23:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tahun ini adalah tahun pertama aku bisa ikut meramaikan dan berpartisipasi dalam pemilihan umum, rasa senang dan bangga tentunya melekat dihatiku dan teman-teman sebayaku. diawali pemilihan anggota calon legislatif yang kertas pilihnya banyak banget namanya dan disini aku harus memilih empat orang dari empat lembar yang disediakan dengan masing-masing satu orang atau satu partai dari tiap lembarnya. kata beberapa orang yang sudah pernah merasakan pemilu sebelumnya, pemilu caleg tahun ini adalah yang paling banyak pilihannya, kasian banget nih anak muda yang baru nyoblos tahun ini, puyeng banget pasti tuh milihnya. iya bener banget kata-katanya, tapi ya sudahlah aku sudah menjalankan kewajibanku sebagai warga negara saat itu. tak lama dari pemilu caleg, ada pemilu presiden, kali ini pilihan hanya dua. dengan keyakinanku aku langsung mencoblos salah satu pilihan yang sudah aku tetapkan sebelum aku datang ke TPS bersama keluargaku. walaupun sekeluarga, aku tidak tahu apa pilihan mereka dan aku juga tak ingin bertanya pilihan mereka karna menurutku itu sama saja mengusik urusan pribadi.

selesai sudah aku menunaikan kewajibanku kepada negara hari ini, aku pulang dengan penuh harap, begitu pula dengan keluargaku. quick count di beberapa stasiun televisi menunjukkan hasil yang berbeda- beda, tapi aku tidak terpaku pada hasil itu, aku masih menunggu  hasil penghitungan akhir yang pada akhirnya menyatakan bahwa pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK mendapatkan perolehan suara yang unggul. siapa pun presidennya, semoga beliau bisa memimpin Indonesia dengan jujur, amanah, cerdas, dan bijaksana, hanya itu yang terlintas di pikiranku. aku memang bukan orang yang suka politik, makanya aku tidak terlalu fanatik pada salah satu calon.

calon nomor urut 1 ternyata tidak terima dengan pemilu tahun ini, karena beliau menganggap banyak kecurangan yang terjadi pada saat pemilu, terutama pada jumlah pemilihnya dan kecurangan lainnya sehingga beliau melaporkan kasus ini pada mahkamah konstitusi dan mengajukan beberapa permohonan kepada MK, dan sidang pun berjalan selama beberapa hari. kamis 21 agustus 2014 adalah pengumuman hasil sidang MK,  pengamanan dan penjagaan secara ketat disiapkan di dalam maupun di luar gedung MK karna khawatir ada bentrokan dan serangan dari kubu merah putih (pendukung calon nomor urut 2). MK memutuskan tidak mengabulkan semua permohonan pemohon karna alasan yang mereka jelaskan.

tahun ini, tahun dimana pertama kali aku ikut memilih dalam pemilu, tahun pertama aku mengikuti perkembangan politik, tahun pertama menyaksikan kerja orang-orang MK yang bener-bener dikuras dengan permohonan no urut 1, dan tahun pertama pilpres seribed, sepanjang dan serusuh ini. tahun yang tak akan terlupakan mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun