Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Insting Pak SBY untuk Demokrat

23 April 2014   22:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

~ Dahlan Iskan dan Marzuki Alie menyarankan agar konvensi Demokrat dihentikan, tapi SBY meminta untuk jalan terus. Jalan tol untuk poros baru? ~

Keyakinan besar ada di kubu partai Demokrat setelah beberapa partai politik mulai bergerak mencari mitra koalisi. Partai ini yakin bahwa bekal mereka sudah cukup : punya konvensi capres dan cawapres serta yakin PAN akan selalu ada di samping mereka.

Awalnya semua sibuk kasak kusuk mencari mitra. Berfikir-fikir. Menimbang-nimbang. Sebenarnya, koalisi yang bisa dimasuki oleh Demokrat yaitu Golkar dan Gerindra. Sedang PDIP, sejak awal partai moncong putih ini memang nyata menolak Demokrat

Pada perjalanannya, Demokrat tampaknya memang menginginkan poros baru. Ini mengesampingkan poros-poros yang sudah ada.Ini artinya Demokrat, PAN ditambah satu atau dua lagi partai lain. Ini kemungkinan diputuskan karena begitu riuhnya tarik menarik soal koalisi dengan berbagai kepentingannya.

Konvensi Partai Demokrat digagas untuk menyelamatkan pamor partai yang dinilai kehilangan greget pada satu dekade ini. Meski beberapa pihak internal menyatakan bahwa konvensi tak mampu mendongkrak citra partai dan tak relevan lagi, sang Godfather partai mercy biru –SBY- meminta konvensi yang akan berakhir minggu depan, jalan terus.

Keputusan itu diambilnya setelah rapat antara Majelis Tinggi Demokrat dan Komite Konvensi di Cikeas, Bogor. SBY yakin, Demokrat masih bisa memainkan peran dalam pemilihan presiden, Juli nanti.

Dahlan Iskan menyarankan agar konvensi dihentikan karena dinilai tidak relevan lagi karena hasil Pileg menunjukkan suara Demokrat hanya separuh dari Pemilu sebelumnya yaitu 10 persen. Sedangkan Marzuki Ali menyatakan bahwa dia sepakat dengan Dahlan dan menyarankan peserta yang paling berpotensi bisa dicalonkan sebagai calon presiden partai lain.

Hal ini ditepis oleh Jero Wacik yang menjabat SekretarisMajelis Tinggi Partai Demokrat. “Untuk apa hasil konvensi disodorkan ke partai lain. Apalagi dengan jabatan wakil presiden, padahal kami memperoyeksikan dia jadi presdien,” katanya. Dia menekankan bahwa SBY punya insting tajam soal politik dan bentuk ini – meski diadopsi dari negara dan partai lain- dinilai masih sangat relevan dengan kondisi politik sekarang.

Sedangkan Anies Baswedan dan Pramono Edi menilai konvensi tetap perlu dilanjutkan. Pada beberapa kesempatan, Anies menyatakan bahwa meski hasil konvensi tak significan dan menguras energy, namun ini penting untuk pembelajaran politik Indonesia. Toh menurutnya, peserta konvensi Demokrat tak melulu isinya ekonom semua atau figur militer semua.

Konvensi Demokrat memang punya tabungan lengkap: militer, pendidik, birokrat dan militer. Itu cukup untuk menghasilkan capres dan cawapres sendiri. Tentunya dengan PAN di sisinya.

Dan, insting SBY jalan terus. Semoga beruntung Pak !

[caption id="attachment_332944" align="aligncenter" width="318" caption="SBY dan Konvensi Partai Demokrat / Kompas.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun