Mohon tunggu...
Dewi Mariana Siahaan
Dewi Mariana Siahaan Mohon Tunggu... Guru - Educator

Live Your Life To The Fullest

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Theory of Multiple Intelligences- Howard Gardner

19 November 2021   23:13 Diperbarui: 19 November 2021   23:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk hidup yang kompleks. Manusia memiliki berbagai komponen-kompenen yang beragam dan unik. Ketika kita berbicara tentang manusia, akan ada banyak hal yang perlu diteliti dan ditelusuri lebih jauh. Bahkan jika suatu penelitian dilakukan oleh sekelompok besar manusia, hasil penelitian tersebut hanya mampu dijadikan sebuah referensi atau panduan dasar akan suatu teori. Hasil penelitian tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur.
Hal itulah yang juga terjadi pada teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda) yang dipelopori oleh Howard Gardner. Ia meyakini bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan dalam menguasi satu bidang tertentu. Dan tugas manusia tersebut adalah terus menggalinya.

  • Kecerdasan Verbal-Linguistik meliputi kemampuan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non-verbal. Beberapa profesi yang memiliki kecerdasan Verbal-Linguistik yaitu Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita

  • Kecerdasan Logika Matematika meliputi kemampuan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika. Beberapa profesi yang memiliki kecerdasan Logika Matematika ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer

  • Kecerdasan Spasial meliputi kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat. Beberapa profesi yang memiliki kecerdasan spasial contohnya seperti pelaut, pilot, pelukis, dan arsitek

  • Kecerdasan Kinestetik Jasmani meliputi kemampuan menggerakkan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Beberapa contoh profesi dengan keahlian Kinestetik Jasmani seperti atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.

  • Kecerdasan Musikal meliputi kemampuan dalam menangkap dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suara-suara yang bernada dan berirama seperti komposer, konduktor, musisi, kritikus musik.

  • Kecerdasan Interpersonal meliputi kemampuan untuk bersosialisasi dengan manusia yang ada di lingkungan sekitarnya.

  • Kecerdasan Intrapersonal meliputi kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya sendiri yang meliputi emosi dan perasaan yang dimilikinya.

  • Kecerdasan Naturalis meliputi kemampuan untuk menghargai lingkungan alam yang ada disekitarnya.

    Dan kecerdasan yang kesembilan adalah satu kecerdasan tambahan yang disebutkan oleh Gardner seiring dengan berjalannya teori yang sudah diyakininya.

  • Kecerdasan Spasial meliputi kemampuan berpikir kritis tentang hal-hal yang sudah ada contohnya pertanyaan seperti arti hidup, mengapa manusia diciptakan, dan sebagainya.

Howard Gardner meyakini bahwa setiap manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan. Namun individu tersebut pasti memiliki kecenderungan akan penguasaan satu kecerdasan. Sehingga tugas manusia tersebut adalah mengasa kecerdasan yang lainnya, dengan mengkaitkannya terhadapat kecerdasan yang di kuasainya. Manusia perlu menggali potensi-potensi lain yang mereka miliki melalui satu kemampuan yang sudah mereka kuasai.

Dalam bidang pendidikan, Gardner menyarankan supaya seorang pendidik dapat mendorong serta mendukung proses tersebut. Ia berpendapat bahwa pendidik bertugas memfasilitasi siswa untuk dapat menguasai beberapa kemampuan. Oleh sebab itu, guru harus terlibih dahulu mengenali kemampuan apa yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Sehingga melalui kemampuan tersebut, pendidik mampu menggali kemampuan-kemampuan lainnya yang diintegrasikan dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa tersebut.

Teori ini terdengar sangat personal jika dilakukan dengan maksimal. Tentunya akan banyak kemampuan-kemampuan baru yang muncul dari siswa. Namun perlu diketahui, dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, teori ini sangat sulit diaplikasikan. Dengan jumlah siswa yang ada dalam satu kelas dan dengan tugas administrasi yang harus dilakukan oleh pendidik, penerapan teori ini akan membutuhkan usaha yang sangat besar dari seorang pendidik.

Dengan kata lain, teori ini akan sangat baik dijadikan sebagai referensi pendidik dalam mengobservasi siswa dan mendukung mereka untuk terus berkembang, namun tidak dapat dijadikan sebagai panduan yang utama dalam sistem pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun