Mohon tunggu...
Putri Dewi
Putri Dewi Mohon Tunggu... Seniman - Pengajar, Penari dan penulis puisi

Menulis adalah jiwa yang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita Utusan

25 Juli 2024   22:29 Diperbarui: 25 Juli 2024   22:52 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cangkir itu masih tergenggam bersama suara yang terbungkam
Menjadi saksi wanita yang sedang mengurai gagasan
Di mana angan menguasai keheningan
Menyusun aksara pada gulita yang sejenak merundung penuh dendam

Mata menghujam malam juga dingin
Memekik nuansa misteri memaksa hangat untuk hadir kembali
Sekedar menemani kalbu penuh rindu
Membiarkan asmara itu beku membisu

"Tidak..., tidak ada belenggu jiwa!" Kata wanita
Ia berdiri dengan lantang
Seolah dunia bersujud pada ujung kakinya
Tanpa lupa akan rupa bahwa ia manusia biasa

"Aku diutus!" Serunya
Oleh para tua-tua yang samadi dalam nirwana
Menyerukan kesatuan
Dari seribu gagasan yang tercipta

Putri Dewi

Yogya. 25/07/24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun