Aku ingin membisu di hadapanmu.
Bagai angin yang berputar-putar di atas dahan.
Membawa kumbang yang akhirnya terpaku oleh kecantikan bunga.
Mungkin juga burung yang lalu hinggap kesepian di pucuk cemara.
Aku ingin memandangmu.
Seperti matahari yang mengawasi gerak-gerik manusia.
Meski manusia tak peduli kepadanya.
Malah kadang-kadang manusia terganggu oleh panasnya.
Aku ingin mendengarkanmu.
Laksana bunga bakung yang didongengi merpati.
Atau Si Tuan yang tersenyum-senyum oleh siulan kenari.
Bahkan mengundang kupu-kupu untuk menari.
Aku hanya ingin tersenyum kepadamu.
Bagai anak yang takut jika ibunya marah.
Lalu merayu supaya padam amarah.
Dan semua kembali dalam senyuman bersama.
Yogya,27.07.2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H