Kau melepas genggamanmu.
Meski masih kurasakan getaran di nadi-nadiku.
Kau berjalan perlahan menyusuri kerumunan rindu.
Menembus batas pintu gerbang yang dijaga dua penunggu.
Sesekali kau berhenti.
Padahal kereta sebentar lagi akan pergi.
Menengok kepadaku sambil ragu - ragu melambaikan jemari-jemari.
Tanpa peduli mata-mata yang kau lewati.
Aku memandangmu dengan hati-hati.
Mungkin tiba - tiba kau kembali.
Dan mengurungkan diri untuk tidak pergi.
Tapi aku ikhlaskan kau, hilang dari pandangan ini.
Meski hati ini nyeri.
Barangkali kau tak akan kembali.
Hingga air mata membasahi.
Sampai hari ini, aku masih menanti.
Yogya, 21 Juli 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!