Mohon tunggu...
Dewi Leyly
Dewi Leyly Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN

Life is a journey of hopes.

Selanjutnya

Tutup

Love

Bapak Tjip dan Ibu Lina, Pasangan Berlian yang Menyemai dan Menuai Cinta di Semesta

31 Oktober 2024   23:30 Diperbarui: 31 Oktober 2024   23:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Bapak Tjip dan Ibu Lina, Pasangan Berlian yang Menyemai dan Menuai Cinta di Semesta

Menjalani biduk rumah tangga dengan setia sepanjang hayat bersama pasangan hidupnya adalah harapan setiap suami istri. Tentunya setiap orang ingin memiliki keluarga yang utuh dan bahagia di perjalanan kehidupannya.

Dan perjalanan bahtera rumah tangga yang berlayar mengarungi samudera kehidupan, tidak semudah membalik telapak tangan. Yang diinginkan adalah perairan yang teduh dan tenang. Namun ombak dan badai tak ayal menemani sepanjang pelayaran, menyumbangkan angin kencang, petir, huja es serta gelombang berbahaya untuk dilalui. Adanya kabut tebal menyebabkan bahtera sulit bernavigasi, yang menimbulkan terjadinya tabrakan. Juga gunung es yang tidak terlihat berpotensi menimbulkan risiko serius. Membutuhkan perjuangan keras nan tekun dengan segala pengorbanan yang harus dibayar tuntas.

Gulir waktu menjadi penanda seberapa lama kisah kehidupan telah berlangsung. Bukan hanya dijadikan bahan untuk merenung, mengambil makna dan hikmah atas setiap peristiwa yang mengepung. Namun juga patut dirayakan, sebagai momen berharga yang tetap dikenang dan terus diperjuangkan.

Almanak mencatat hari istimewa di 2 Januari 1965, ketika Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Helena Roselina dipersatukan dalam satu ikatan pernikahan. Sehingga pada 2 Januari 2025 ini, tepat 60 tahun perayaan perjalanan cinta Pak Tjip dan Ibu Lina (-demikian saya biasa menyapa Beliau berdua-). Tidak berlebihan bila Pak Tjip dan Ibu Lina yang pernah saya juluki sebagai "Legenda Pasangan Romantis di Kompasiana (halaman 183 - 184, buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi, 2021), kini menambah deretan julukan sebagai "Pasangan Berlian yang Menyemai dan Menuai Cinta di Semesta".

Mengapa saya menjuluki Beliau berdua sebagai Pasangan Berlian yang Menyemai dan Menuai Cinta di Semesta ?

Seperti kita ketahui bersama bahwa perayaan ulang tahun pernikahan ke 60 dilambangkan dengan berlian. Dikutip dari wikipedia, berlian adalah batu permata mulia yang terbuat dari intan. Berlian terbentuk lebih dari 3 miliar tahun yang lalu jauh di dalam kerak bumi. Pada kondisi panas dan tekanan hebat yang menyebabkan atom karbon mengkristal dan membentuk berlian.

Salah satu ciri khas utama berlian adalah kekerasannya yang luar biasa. Dengan skala kekerasan Mohs sebesar 10, dapat dikatakan bahwa berlian adalah benda alami yang paling keras di muka bumi. Selain itu, kemurnian warna dan kemilau yang dipancarkan oleh berlian seolah tarian cahaya yang memantul di sekitar permukaan berlian. Setiap sisi kecil di dalam berlian mampu menciptakan kilauan nan mempesona yang terpancar ke alam semesta. Tidak ada yang mampu menolak kecantikan berlian.

Sepanjang sejarah dan di berbagai budaya di dunia, berlian dikenal sebagai simbol kesetiaan, komitmen dalam pernikahan, kekuatan dan cinta yang abadi. Kala seseorang memberikan hadiah berlian, itu berarti ia ingin berkata, "Aku akan selalu mencintaimu selamanya." Aih..., kisah romantis sepanjang masa langsung terbayang di pelupuk mata.

Tidaklah berlebihan bila julukan Pasangan Berlian disematkan kepada Pak Tjip dan soulmatenya, Ibu Lina. Sedari awal pernikahan sampai dengan sekarang ini, 60 tahun kisah perjuangan cinta Beliau berdua yang sebagian besar tertulis di Kompasiana, seperti sebuah kitab terbuka yang menginspirasi kehidupan. Ada pahit getir dan sukacita yang membentuk kilau Beliau berdua yang kini terpancar di semesta.

Lalu, ketika berbicara tentang menyemai dan menuai, yang terbayang adalah tindakan yang menggambarkan berbagai tahapan dalam dunia pertanian. Seorang petani yang menyemai bibit cabai, akan menuai tanaman cabai. Mungkinkah  petani yang menyemai bibit padi akan menuai jagung ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun