Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diam Berfikir, Bergerak Unjuk Kreativitas

2 April 2022   12:18 Diperbarui: 2 April 2022   12:35 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bola.com/ragam/read/4573374/45-kata-kata-mutiara-tentang-kreativitas-inspirasi-semangat-berkarya

"Jangan pernah meremehkan orang yang diam, karena kau tidak pernah tahu apa yang sedang ia ributkan di dalam pikirannya"

Orang yang diam itu seperti tidak ada kerjaan, begitulah kiranya jika kita lihat dari beberapa kejadian. Apakah dengan begitu langsung dapat disimpulkan bahwa mereka pengangguran? Tidak juga, dengan diamnya mungkin ia sedang memikirkan banyak hal tentang apa yang akan dilakukan nantinya. Kemudian merealisasikan apa yang telah di pikirkan ke dalam bentuk keterbaruan, baik benda, jasa, atau yang lainnya.

Namun, berbeda cerita dengan orang yang diam tapi benar-benar tak melakukan apa-apa. Orang yang seperti ini patut diberikan dukungan, support dan arahan. Jangan jadikan ejekan, agar dalam diamnya ia juga menyimpan suatu hal serta menghasilkan kebermanfaatan bagi dirinya dan semua orang.

Menyinggung soal diamnya seseorang, ketika ia diam tidak nampak apa yang sedang ia fikirkan. Namun ketika ia bergerak, serasa lupa lautan dan daratan. Itulah kalimat yang cocok untuk orang yang dalam diamnya memikirkan banyak hal untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Lagi-lagi tulisan saya berbicara tentang kreativitas, rasanya tidak bosan mengutarakan akan hal ini. Kreativitas sering kali diartikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan karya baru. Jika tidak dengan pengertian yang seperti itu, maka kreativitas juga biasa disebutkan sebagai kumpulan dari beberapa ide yang kemudian dikembangkan lagi menjadi ide baru.

Rasanya, apakah masih penting jika membahas tentang kreativitas yang sudah banyak dibicarakan? Tentu, karena suatu ilmu tidak akan pernah habis ditelan waktu. Jadi tetap harus di ingat dan terus di ingatkan. Seorang psikolog terkenal bernama John R. Hayes mengungkapkan definisi kreativitas sebagai potensi seseroang untuk menghasilkan karya kreatif, terlepas dari apakah mereka telah menghasilkan karya atau belum.

Dari psikolog John R. Hayes sudah jelas, bahwa kreativitas itu adalah kemampuan untuk menghasilkan karya baru, entah apa sudah menghasilkan atau belum. Ada pula yang mengatakan bahwa kreativitas juga dapat berupa pemecahan masalah, yaitu kemampuan  untuk membuat atau dengan cara lain memunculkan sesuatu yang baru, apakah solusi baur untuk suatu masalah, metode atau perangkat baru.

Proses kreatif

Lantas bagaimana proses kreativitas. Kreativitas muncul melalui beberapa tahap, berikut ini tahapan proses kreativitas:

  • Persiapan. Ini merupakan proses awal yang dalam kesiapannya berpikir secara mendalam untuk menghasilkan dan melibatkan beberapa ide (proses internal) dan mengumpulkan data, sumber daya, bahan (proses eksternal). Pada tahapan awal ini memang lebih difokuskan pada pengumpulan informasi maupun bahan dan menggali lagi pengetahuan untuk masalah yang hadapi
  • Inkubasi. Setelah melalui tahapan awal, tahapan selanjutnya ialah inkubasi. Dimana tahap ini dapat membebaskan diri dari lelahnya memikirkan suatu hal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Seperti yang dikemukakan oleh William James bahwa tahap inkubasi dapat memecahkan masalah secara tiba-tiba tanpa kita sadari.
  • Penerangan/Iluminasi. Menjadi tahap ketiga dalam proses kreatif, yakni jalan yang mulai terbuka, wawasan muncul dari pikiran yang lebih dalam hingga menyadarkan kita. Pada tahap ini solusi muncul dengan sendirinya. Apalagi ketika suasana hati yang sedang bergembira, maka akan dengan mudah menemukan ide-ide yang saling bertautan untuk menyelesaikan suatu masalah.
  • Verifikasi menjadi tahapan akhir. Tahapan ini menjadi tahap penguji dari ketiga tahap sebelumnya, dimana ketiga tahap tadi disempurnakan dan dikembangkan. Pada tahap verifikasi tidak melalui proses yang lama, namun juga tetap membutuhkan waktu untuk peninjauan ulang, karena yang di lakukan pada tahap akhir ini ialah menguji dan meninjau ulang apakah berhasil atau belum.

Selanjutnya functional fixedness terhadap kreativitas.

Functional fixedness atau ketetapan fungsional, hal ini dapat menghambat kreativitas. Mengapa demikian? Jawabannya ialah karena karena kita hanya fokus pada satu titik tertentu. Maksudnya ialah ketika kita akan melakukan sesuatu tidak menemukan cara satu dan kita masih keukeuh dengan car aitu, padahal ada cara lain. Contohnya ketika kita akan menancapkan paku ke tembok. Tentu kita membutuhkan alat pemukul yaitu palu. Sedangkan kita tidak menemukan palu dan terus mencari tanpa memikirkan cara lain untuk menancapkan paku tersebut. Jika kita lebih kreatif lagi maka tanpa palu pun kita dapat menancapkan paku dengan alat lain berupa kunci inggris atau kunci pas logam.

Dengan demikian, bahwa functional fixedness itu mencegah bahkan merusak kemampuan kita untuk memikirkan solusi alternatif dalam menghadapi suatu masalah. Ketetapannya ialah bahwa functional fixedness hanya salah satu jenis hambatan mental yang dapat membuat kita sulit dalam menyelesaikan masalah.

Namun, functional fixedness tidak selalu buruk. Tergantung bagaimana kita mengolahnya, jadi jangan sampai terbelenggu dengan functional fixedness.

Penilaian kreativitas

Beberapa kreativitas dinilai dari berbagai sudut, ada yang dinilai dari orisinalitasnya ada pula yang dinilai dari kreatifnya. Berbagai kasus menyebutkan bahwa penilaian kreativitas itu subjektif, tergantung dari pandangan/perasaan sendiri. Dapat dilihat juga, bahwa menilai kreativitas dengan cara melihat orang itu sedang menekuni bidang apa.

Penilaian kreativitas yang di dapatkan dari psikolog menyatakan bahwa kemungkinan untuk menilai seseorang itu dengan mengukur seseorang itu bagus atau tidaknya dalam menghubungkan beberapa kata yang tidak saling berhubungan. Kemudian jadilah tes ini dengan sebutan Remote Associations Test (RAT) yang ditemukan oleh Sarnoff Mednick 1967. Test ini dilakukan dengan cara yang terbilang sederhana namun sulit menebak jawabannya.

"Segala sesuatu memiliki keindahannya sendiri, tetapi tidak semua orang bisa melihat keindahannya"

Jadi walaupun kamu terlihat diam tak melakukan apa-apa, buktikan dengan bergeraknya kamu menghasilkan karya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun