Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sesungguhnya Belajar Terbaik ialah Belajar dari Pengalaman

7 Desember 2020   04:39 Diperbarui: 7 Desember 2020   06:27 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang dari mereka yang berhasil belajar dari pengalaman-pengalaman mereka. Kebanyakan dari mereka mengalami pengalaman yang pahit dan menyedihkan. Akan tetapi mereka membuktikan dengan hasil yang memuaskan dan sekarang mereka telah sukses membangun kehidupan dari setiap serpihan-serpihan pengalaman pahit.

Tidak semua pengalaman pahit itu menyedihkan, dan tidak semua pengalaman indah itu membuktikan. Banyak sekali yang perlu diajarkan dari pengalaman, tidak patut seseorang menyombongkan diri karena berpengalaman baik, tak perlu juga bersedih pada siapa yang memilki pengalaman pahit. Semua ada hasilnya, karena itu adalah sebuah proses. 

"Jika kita ingin mencapai tujuan kita maka sebelum itu cintai terlebih dahulu prosesnya". Masa kalah sama anak-anak yang baru belajar, kemudian gagal. Anak-anak akan mengulanginya hingga ia berhasil dalam capainnya.

Pengalaman merupakan cara belajar yang bisa dilakukan oleh segala lapisan usia, terutama anak-anak. Anak adalah investasi atau kasarannya celengan masa depan suatu bangsa. Untuk menunjang tumbuh kembang anak, pengalaman dapat menjadi salah satu cara mereka mempelajari kehidupan. Mereka akan belajar banyak hal, mulai dari mengeksplorasi, menjelajah, menciptakan, menemukan, mengaitkan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Seperti halnya seorang anak yang baru saja belajar berdiri. Betapa semangatnya anak tersebut, jika dilihat sepertinya kasihan, sering kali jatuh terduduk karena kaki yang belum sepenuhnya kuat. Akan tetapi, dari sebagian anak hal itu bukan suatu tantangan, ada beberapa anak mengulanginya, hingga ia berhasil atau mencapai titik tujuannya.

Jangan mengira anak tak mempunyai rasa keinginan yang besar yaaa bunda. Anak juga seperti orang dewasa yang terkadang keinginannya harus tercapai dengan cepat. Eiits... bukan seperti itu... pasti semuanya membutuhkan proses. Kembali pada anak yang berusaha berdiri. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah lagu jawa yang unik, entah lagu atau hanya sebuah penyemangat bagi anak. Coba baca tulisan ini yaaaa..heheheheheh

Cul-culan ngadek dewe, lek tibo tangio dewe

Cul-culan ngadek dewe, lek tibo tangio dewe

Naaaah itu lagunya hehehehe. Jika di antara kalian orang jawa, tentu pernah mendengar lagu-laguan ini.

lagu ini belum jelas siapa pencetusnya, akan tetapi begitu familiar di jawa, terutama desaku. Lagu ini dijadikan beberapa orangtua dalam menyemangati anak ketika baru saja atau dalam tahap belajar berdiri, dengan lagu sederhana tersebut seorang anak saja begitu bahagia. 

Melihat senyum mereka dan goyangan badannya yang mengikuti alunan lagu sederhana membuat siapaun orangnya akan tersenyum kembali padanya atau juga ada yang tidak melanjutkan aktivitas belajar berdiri, akan tetapi mereka duduk bersila dan menggoyangkan badannya sambil tertawa. Bahagia terkadang sesederhana itu.

Pengalaman anak akan menjadikan mereka lebih gigih dalam mencapai keinginannya. Seperti yang sedikit saya tuliskan diatas.

"Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan."

--- Annemarie S

Ketika seorang anak telah berhasil berdiri pastilah kebahagiaan tidak hanya ia yang alami, orang tua pasti juga turut berbahagia. Sekali lagi hargailah pengalaman. Dari mana kita belajar, yaaa dari pengalaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun