Kecelakaan Itu Menggagalkan Liburan Kami

Ternyata setelah sampai lokasi, Kaka dan suamiku tidak ada. Bapak pengojek yang tadi menolong memberitahu bahwa sudah digonceng motor ke Klinik Agus Ebun. Sepeda sudah dititipkan di warung terdekat. Aku segera menuju ke tempat suamiku ditangani. Setelah diobati luka-luka di telapak tangannya, oleh terapis disarankan untuk rontgen bagian bahu dan dada kanan.

Aku mengantar ke sebuah klinik terdekat yang ada fasilitas rontgen. Prosesnya mudah, cepat, dan murah. Hasilnya membuatku cukup lega. Tidak ada dislokasi dan tidak ada fraktur. Namun, suamiku tetap mengeluh sakit sekali di bagian bahu dan dadanya. 

Kami kembali ke Klinik Agus Ebun untuk melanjutkan terapi. Setelah dilihat hasil rontgen, terapis memberikan tambahan penyangga bahu seperti tali ransel dan sebotol ramuan herbal untuk dioleskan sebagai pereda nyeri. Kami diminta kembali pada hari Kamis, 2 Januari 2025.

Malamnya suamiku demam dan mengeluh sakit sekali. Kaka akhirnya membelikan penyangga kepala agar lebih membantu posisi tegak. Jika menunduk makin terasa sakit. Esok paginya makin terasa sakit, terutama bagian dada. Aku diskusi dengan Teteh, Mas dan Kaka, harus bagaimana ini?

Sempat juga mencari rumah sakit di Bandung yang memungkinkan untuk kami datangi. Namun BPJS kami ini domisili Jakarta. Kami tidak tahu juga apakah bisa digunakan di luar kota? Keputusannya adalah kembali hari Ahad, pagi ini juga ke Jakarta. Aku sebenarnya merasa kasihan kepada Teteh. Bagaimana perasaannya ketika liburannya gagal karena harus segera kembali ke Jakarta.

Sungguh ini ada sebuah ujian. Kadang manusia berencana, tetapi ketetapan itu hak Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Insyaallah adalah kata yang harus kami ucapkan saat menyusun rencana. Hikmah apakah yang ada di balik kejadian ini?

Aku berusaha menyupir dengan tenang menuju Jakarta. Istirahat sejenak di rest area KM 97 untuk menikmati siomay dan bubur kacang. Teteh dan Kaka membeli kopi agar tetap segar selama perjalanan. 

Sore hari aku mengantar suami ke UGD RS Jakarta di Semanggi. Penanganan dokter yang ramah dan penjelasannya berdasarkan hasil rontgen ulang membuat kami merasa lega. Tidak ada fraktur atau pun dislolasi. Rasa nyeri itu memang biasa terjadi justru pada hari kedua hingga kelima pada seseorang yang mengalami kecelakaan.

Nah ...Ada pengalaman yang menarik dari kejadiaan ini. Ternyata tidak bisa menggunakan fasilitas BPJS jika tidak diurus surat dari Kepolisian. Kejadian jatuh dari sepeda di jalan adalah kecelakaan. Waduh ... Mana sempat aku mengurus surat tersebut. Setelah berpikir sejenak, aku mengambil keputusan untuk membayar pribadi. 

Malam harinya suamiku sudah bisa tidur lebih nyenyak karena minum obat pereda nyeri dan pelemas otot. Namun, masih ada sakit di dadanya ketika ada batuk atau pada posisi tertentu. Seperti belum bisa mengangkat tangan, tidak bisa sujud ketika shalat, tidak bisa menggenggam. 

Pada hari ini, aku menemani suami ke Klinik Yakes untuk mendapatkan rujukan ke Dokter Spesialis Ortopedi di RS Pertamina. Namun, suasana Jakarta jelang pergantian tahun tidak kondusif untuk melanjutkan ke rumah sakit. Kami memutuskan untuk melanjutkan konsultasi insyaallah pada tanggal 2 Januari 2025.