Liburan sekolah sudah berlalu, anakku Teteh kembali ke boarding school pekan lalu. Namun, pengalaman tak terlupakan saat berpetualang di kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru sepertinya sayang jika tidak ditulis di Kompasiana. Apakah K-Ners sudah pernah ke Bromo? Kalau sudah, selamat ya! Sungguh Indonesia memang indah dan kaya dengan destinasi alam yang luar biasa.Â
Nah ... Jika belum, yuk! Lanjut membaca artikel sederhana ini.
Kereta Argo Bromo Anggrek meluncur dengan cepat dan nyaman. Aku dan Teteh sengaja mengambil waktu pagi agar bisa melihat pemandangan sepanjang rute Jakarta - Surabaya. Selepas Stasiun Cikampek, mulai banyak pemandangan berupa sawah, kebun, sungai, dan laut. Iya ... Teteh senang sekali ketika melintas dekat tepi laut sebelum sampai Stasiun Semarang.Â
Sampai di Surabaya sore hari. Suasana hangat cenderung panas khas kota pantai menyambut kedatanganku. Mobil yang menjemput sudah stand by dan langsung membawaku ke Gresik. Loh! Kok ke Gresik dulu? Â Base camp liburan kali ini adalah rumah kerabat dekat kami sambil menunggu kedatangan suami yang masih ada dinas.
Aktivitas apa sih yang seru saat trip ke Bromo? Lautan pasir yang luas, kawah gunung yang masih aktif, sunrise di Bukit Pananjakan yang cantik, kabut dan udara dingin yang bikin kangen, Gunung Bromo, Bukit Teletubbies dan Gunung Batok yang indah sebagai latar foto. Ada lagi sensasi naik mobil jip berwarna-warni atau menunggang kuda berkeliling Pura Luhur Poten yang unik.
Petualangan ke Bromo Naik Mobil Jip
Pada hari Sabtu, kami diantar oleh driver dari Gresik menuju Surabaya sekitar pukul satu siang. Ada silaturahmi bersama kerabat sejak sore sampai malam di sebuah hotel. Setelah itu, tepat pukul sembilan malam, kami di antar menuju ke titik jemput di Desa Wonokitri Pasuruan. Waktu tempuh sekitar 2-3 jam lewat tol. Sekitar pukul dua dini hari, mobil jip berwarna hijau cerah sudah siap mengantar kami menuju kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru. Bukan hanya daerah wisata biasa loh! Kawasan ini termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), keren kan ...
Aku bertanya berapa lama sampai di Bromo? Driver yang tangkas ini menjawab sekitar dua jam. Waaahhh ... Lama juga ya he3 ... Jalan berkelok mendaki, lembah curam di sisi kiri dan kanan, dan udara dingin yang masuk lewat celah jendela membuat kantukku terbang entah kemana?
Akhirnya kami tiba di parkiran dekat Masjid BSI Pananjakan. Sambil menunggu waktu subuh, Teteh tidur sebentar sambil meringkuk agar tidak terlalu kedinginan. Aku shalat tahajud dan tilawah Al-Qur'an. Bersyukur bisa duduk di dalam masjid, sehingga tidak terlalu dingin. Padahal tadi di luar saat ke toilet dan berwudhu airnya super dingin, seperti air dari kulkas. Angin juga lumayan kencang membuat udara semakin menggigit hingga ke tulang. Pantas saja suhu udara terpantau sepuluh derajat celcius.
Menikmati Sunrise dari Bukit Pananjakan
Selepas shalat subuh, kami menuju ke Bukit Pananjakan dengan ketinggian 2.770 mdpl. Ramai sekali suasananya. Agak sulit untuk mendapatkan foto matahari terbit. Ternyata setelah suasana mulai terang, tampak wisatawan asing yang juga menikmati keindahan alam di pagi hari yang cerah ini.